Jakarta –
Puncak, Bogor selalu mengalami kemacetan yang parah di momen libur akhir pekan, terlebih libur panjang. Namun, mengapa orang-orang tetap rela berwisata ke sana?
Bukan pemandangan asing saat mengalami kemacetan selama berjam-jam saat traveler berwisata ke kawasan Puncak di momen liburan. Pengamat sekaligus Dosen Planologi Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, bahkan mengatakan bahwa Puncak telah mengalami overtourism.
Lalu, mungkin banyak yang bertanya-tanya, mengapa tempat itu tetap menjadi primadona kendati perjalanannya bikin merana? Yayat menjelaskan bahwa hal itu dapat ditinjau dari aspek sosiologis yakni, efek kebahagiaan yang timbul kala berwisata.
“Mengapa orang mau menderita pergi ke suatu tempat seperti ini (Puncak). Rupanya satu yang tidak kita pelajari secara sosiologis. Orang yang berwisata itu pengen bahagia, pengen senang. Semacet-macet apapun, sesusah apapun, ujungnya happy,” terangnya dalam FGD bersama Institut Studi Transportasi (Instran), Jumat (13/12/2024).
“Jadi ibaratnya, semacet-macetnya puncak, kehangatannya tetap dinanti. Ini menarik ya,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa aspek wisata yang ekonomis juga menjadi pendongkrak ramainya kunjungan wisatawan ke Puncak.
“Mengapa sepeda motor paling banyak digunakan ke puncak? Itu fenomena sosiologisnya mesti dilihat. Pertama, temen-temen kita itu pada umumnya harus diketahui. Puncak lah satu-satunya destinasi pariwisata yang free,” imbuhnya.
“Nggak ada tempat lain, mau ke ancol bayar, mau ke Anyer bayar, tapi liat kebun teh free. kecuali dulu ada kopi 100 ribu,” tambahnya.
Kendati aspek ekonomis dianggap berperan penting, tetapi destinasi berbayar seperti Cimory dan Taman Safari Indonesia disebut menjadi objek primadona di Puncak.
“Kalau kita lihat dari hasil studi BKT untuk profil kawasan puncak, ini bahwa untuk tujuan wisata yang paling favorit ternyata di Cimory. Cimory itu dari studi itu 45 persen orang yang berkunjung ke puncak itu ke Cimory,” terang Kasubdit Angkutan Orang Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bayu dalam kesempatan yang sama.
“Kemudian yang kedua itu di Taman Safari Indonesia 42,01 persen, kemudian yang menuju puncak pass itu 33 persen, kemudian ke Taman Bunga Nusantara itu 14 persen Kota Bunga 12 persen dan seterusnya sampai dengan Taman Riung Gunung. Jadi itu peta wisata yang menurut studi dari BKT menjadi tujuan utama orang menuju ke puncak,” sambungnya.
(wkn/wsw)