Kamis, Juli 4


Jakarta

Warga India yang tewas imbas miras ‘oplosan’ terus bertambah, hingga Kamis (27/5/2024) totalnya mencapai 63 jiwa. Tren kematian akibat minuman alkohol yang dibanderol dengan harga murah ini selalu dilaporkan setiap tahun, dengan perkiraan ratusan korban.

Minuman alkohol berbahaya ini dibuat di tempat penyulingan, wilayah India, Tamil Nadu menjadi salah satu daerah paling banyak melaporkan kematian dalam beberapa tahun terakhir.

Banyak yang mendadak buta setelah meminum arak buatan lokal dengan campuran dengan metanol di distrik Kallakurichi, negara bagian India.


Kepala polisi distrik Rajat Chaturvedi mengatakan kepada AFP lebih dari 100 orang awalnya dilarikan ke rumah sakit setelah produk mematikan itu dijual.

Partai-partai politik di Tamil Nadu saling menyalahkan atas kematian tersebut, dengan beberapa anggota parlemen oposisi dikeluarkan dari badan legislatif negara bagian tersebut setelah melakukan protes pada hari Rabu yang menuntut Ketua Menteri MK Stalin mengundurkan diri.

Fenomena mengkhawatirkan yang terjadi di India khususnya pada kelompok menengah ke bawah, mereka terpaksa membeli minuman keras murah dengan harga Rp 11 ribu, untuk menambah stamina sebelum bekerja.

Namun, apa yang terjadi justru sebaliknya. Selain banyak korban menjadi buta, beberapa orang pingsan di jalan dan meninggal sebelum mereka sempat sampai ke rumah sakit.

Menjual dan mengonsumsi minuman keras dilarang di beberapa wilayah lain di India, sehingga semakin mendorong berkembangnya pasar gelap untuk minuman keras yang kuat dan terkadang mematikan.

Untuk meningkatkan potensinya, minuman keras tersebut sering kali dibubuhi metanol, yang dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan hati, dan kematian.

Tahun lalu, alkohol beracun menewaskan sedikitnya 27 orang di negara bagian Bihar, India timur, sementara pada 2022, setidaknya 42 orang meninggal di Gujarat.

(naf/naf)

Membagikan
Exit mobile version