Sabtu, September 28


Jakarta

Pulau Ramree merupakan pulau kecil yang terletak di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Walaupun pulau ini bertetangga dengan Indonesia dan cukup mudah diakses, tapi sebaiknya kamu tidak mengunjunginya.

Selain karena dihuni oleh ratusan buaya air asin, Pulau Ramree juga menyimpan legenda mengerikan di masa Perang Dunia II. Ingin tahu lebih lanjut tentang Pulau Ramree? Yuk simak pembahasannya berikut ini.

Lokasi dan Demografi Pulau Ramree

Dilansir dari situs ramree.com, Pulau Ramree terletak di lepas pantai Negara Bagian Arakan, Burma (juga dikenal sebagai Negara Bagian Rakhine, Myanmar). Letaknya yang strategis di ujung Teluk Benggala, membuat pulau ini menjadi incaran Inggris dan Jepang selama Perang Dunia II.


Dalam bahasa Burma, Pulau Ramree disebut juga dengan Pulau Yangbye atau Pulau Yanbye. Luas wilayahnya sekitar 1.350 kilometer persegi.

Walaupun dihuni oleh ratusan buaya air asin, pada kenyataannya, pulau ini juga dihuni oleh manusia. Jumlah penduduk di pulau ini diperkirakan sebanyak 400.000 orang. Sekitar 50.000 penduduk menempati kota utama Kyaukpyu.

Legenda Pertempuran Buaya dan Manusia di Pulau Ramree

Sejak masa Perang Dunia II tahun 1945, berkembang cerita yang melegenda mengenai pulau ini, yang juga dikenal dengan sebutan Pertempuran Pulau Ramree (Battle of Ramree Island).

Dikutip dari kanal YouTube Geographics dan situs ramree.com, diceritakan bahwa Pertempuran Pulau Ramree berlangsung selama 6 minggu pada bulan Januari hingga Februari 1945.

Pada masa itu, Angkatan Darat Inggris melakukan serangan kepada tentara Jepang di Pulau Ramree. Kondisi ini membuat tentara Jepang terdesak, hingga terpaksa masuk ke rawa-rawa di sekitar pulau tersebut untuk menghindari pasukan Inggris.

Berhasil menghindari pasukan Inggris, nyatanya tidak membuat tentara Jepang tersebut selamat. Mereka justru menghadapi pertempuran lainnya dengan kawanan buaya air asin yang menghuni rawa-rawa di pulau tersebut.

Pembantaian mengerikan pun terjadi. Diperkirakan sekitar 400 orang tentara Jepang tewas dibantai oleh buaya di rawa-rawa dan hutan bakau. Versi lainnya ada yang menyebutkan korbannya sekitar 1000 orang.

Peristiwa mengerikan ini dicatat oleh Guinness World Records sebagai “The Greatest Disaster Suffered [by humans] from Animals” yaitu bencana terbesar yang diderita manusia yang dilakukan oleh hewan.

Kisah ini kemudian menyebar di masyarakat dan dianggap sebagai legenda urban. Walau kebenaran legenda ini masih dipertanyakan, tapi banyaknya populasi buaya di Pulau Ramree membuat pulau ini terlarang untuk dikunjungi wisatawan.

Perkembangan Pulau Ramree

Seiring waktu, Pulau Ramree mengalami perubahan lingkungan. Kabarnya, populasi buaya air asin yang mendiami pulau tersebut semakin menurun.

Namun di sisi lain, Pulau Ramree mengalami perkembangan dalam bidang pertambangan. Dilansir dari ramree.com, Pulau Ramree merupakan lokasi jaringan pipa gas dan minyak bumi yang dibangun di pantai Samudra Hindia menuju provinsi Yunnan di Tiongkok.

Pelabuhan yang terletak di Kyaukpyu -kota utama Pulau Ramree- memungkinkan minyak dari Timur Tengah dan gas dari pesisir laut Burma diangkut menuju ke Tiongkok.

Biaya pengangkutan minyak bumi melalui jaringan pipa tersebut menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah Myanmar, di samping hasil penjualan gas.

Itulah pembahasan seputar Pulau Ramree di Myanmar. Pulau berbahaya yang menyimpan legenda mengerikan pembantaian manusia oleh kawanan buaya.

(inf/fds)

Membagikan
Exit mobile version