Selasa, Oktober 22


Jakarta

Pulau Komodo dan sekitarnya memang sangat populer bagi turis di seluruh dunia. Namun jadi hal mengherankan saat sekolah di kawasannya ternyata tidak layak.

Pulau Komodo di kawasan Taman Nasional (TN) Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), tersohor sebagai destinasi favorit bagi turis domestik maupun mancanegara. Ada ratusan ribu wisatawan berkunjung ke sana setiap tahun dan menghasilkan pendapatan puluhan miliar bagi negara.

Namun, di balik gemerlap pariwisata itu, kondisi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Restorasi Pulau Komodo sangat memprihatinkan. Sekolah kejuruan itu terdiri dari tiga ruang kelas dan satu ruang guru. Tiang-tiang dan rangka lainnya, termasuk dindingnya, masih terbuat dari bambu. Sebagian dinding dan atap sekolah itu hanya menggunakan seng. Sementara lantai sekolah terbuat dari semen kasar.


“Itu (lantai) semen, tetapi sudah rusak, nggak bagus,” ujar Wakil Kepala SMKN Restorasi Pulau Komodo, Saharil, Minggu (20/10/2024).

Ruang guru SMKN Restorasi Pulau Komodo itu juga terlihat miris. Ruang guru di sekolah itu terlihat bak lapak sederhana dengan lantai tanah dan tidak berdinding. Tempat duduk ruang guru terlihat sederhana terbuat dari bambu. Tak ada meja di ruang guru itu. Para guru tampak memangku laptop yang dipakai untuk bekerja.

Suasana kegiatan belajar mengajar (KBM) SMKN Restorasi Pulau Komodo di Pulau Komodo, Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, NTT (Foto: Istimewa)

SMKN Restorasi Pulau Komodo merupakan satu-satunya sekolah lanjutan tingkat atas di kawasan TN Komodo. Sekolah ini beroperasi mulai tahun ajaran 2022/2023. Saat ini memasuki tahun ketiga. Belum ada yang lulus dari sekolah tersebut.

Total ada sebanyak 148 siswa di SMKN Restorasi Pulau Komodo dari kelas XI sampai XII. Sebanyak 90 persen siswa berasal dari Pulau Komodo. Sisanya, siswa dari pulau-pulau di sekitarnya.

SMKN Restorasi Pulau Komodo memiliki tiga jurusan, yakni kuliner, perhotelan, dan usaha layanan pariwisata. Kegiatan belajar mengajar di SMKN Restorasi Pulau Komodo itu dilakukan pagi dan siang hari. Dibuat dua kali sehari karena keterbatasan ruang kelas. “Untuk pagi kelas 2, dan kelas 1 siang,” ujar Saharil.

“Anak kelas 3 sementara lagi melakukan praktik di Labuan Bajo selama enam bulan,” lanjut dia.

SMKN Restorasi Pulau Komodo mempunyai sebanyak 21 guru dan dua tenaga tata usaha (TU). Namun, hanya satu guru yang berstatus aparatur sipil negara (ASN), yakni kepala sekolah. Guru lainnya dan TU masih berstatus honorer.

Baca artikel selengkapnya di detikBali

(msl/msl)

Membagikan
Exit mobile version