Jakarta –
Pulau Grimsey di Islandia ini hanya dihuni oleh 20 orang dan jumlah burung lebih banyak. Masuk jajaran pulau terpencil di Eropa.
Pulau Grímsey memiliki luas 6,5 kilometer persegi. Pulau berada di dalam Lingkaran Arktik dan merupakan titik paling utara yang dihuni di Islandia.
Melansir BBC, Selasa (17/12/2024) pulau tersebut masuk dalam daftar salah satu permukiman paling terpencil di Eropa. Sudah begitu, pulau itu dingin dan terpencil.
Hingga tahun 1931, satu-satunya cara untuk menuju Grimsey adalah dengan naik perahu kecil. Di sana, dulu pengiriman surat cuma dua kali setahun.
Sekarang para petualang dapat lebih mudah mencapai pulau tersebut, karena sudah ada penerbangan 20 menit dari Akureyri atau dengan feri tiga jam dari Dalvík.
Keunikan Grímsey adalah burung-burung yang tinggal di sana. Ya, pulau itu adalah rumah bagi berbagai jenis burung laut, termasuk burung puffin, kittiwake, razorbill, dan guillemot, serta kuda dan domba Islandia yang berkeliaran bebas.
Diperkirakan jumlah burung laut di sini melebihi jumlah penduduk yang hanya sekitar 20 orang. Pemandu wisata lokal Halla Ingolfsdottir menjelaskan bahwa hanya ada sekitar 50 orang yang tinggal di Grímsey secara permanen.
“Anda tidak akan percaya, tetapi hanya ada 20 orang yang tinggal di sini,” kata dia.
Halla, yang sebelumnya tinggal di Islandia tenggara, mulai sering mengunjungi Grímsey setelah saudara perempuannya pindah ke sana. Pada 2019, Halla memutuskan untuk menjadi penduduk tetap Pulau Grimsey.
Ia mengungkapkan telah jatuh cinta dengan pulau itu. Bukan karena jatuh cinta kepada seseorang, tetapi dia benar-benar kepincut terhadap keindahan alam dan cara hidup masyarakat di sana.
“Orang-orang mengira saya pindah ke sini karena naksir seseorang. Bukan itu, saya jatuh cinta dengan pulau ini,” kata Halla.
“Ada keajaiban dan saya jatuh cinta dengan bagaimana orang-orang tinggal di sini, penduduk pulau, dan alamnya,” dia menambahkan.
Burung puffin. (Getty Images/Neurobite)
|
Selain mengelola perusahaan tur, Halla juga mengelola wisma tamu dan memastikan pasokan listrik untuk pulau yang tidak terhubung dengan jaringan listrik nasional ini. Grimsey mengandalkan generator diesel untuk memenuhi kebutuhan listrik sehari-hari.
Walaupun hidup di Pulau Grimsey penuh tantangan, Halla mengatakan bahwa kehidupan sehari-hari di sini tidak membosankan dan alam yang luar biasa membuatnya betah.
Di Grímsey, tidak ada rumah sakit, dokter, atau kantor polisi. Penduduk dilatih oleh penjaga pantai untuk menghadapi keadaan darurat, dan seorang dokter mengunjungi pulau ini hanya setiap tiga minggu sekali.
“Ketika tinggal di sini Anda harus serba bisa, Anda harus bersiap untuk menyesuaikan diri dengan berbagai situasi dan skenario. Kami siap menghadapi apapun, jika terjadi keadaan darurat, mereka (penjaga pantai) telah melatih kami untuk siap memberikan penanganan pertama,” kata Halla.
Permukiman di sisi barat daya pulau yang dikenal sebagai Sandvík, terdiri dari rumah kecil yang juga berfungsi sebagai penginapan bagi wisatawan. Di sana terdapat sekolah yang kini menjadi pusat komunitas, galeri kerajinan tangan, kafe, toko kelontong kecil, serta restoran dan fasilitas umum lainnya.
Sejarah Grímsey berakar pada cerita rakyat, di mana nama pulau itu dikaitkan dengan seorang pemukim Norse bernama Grimur. Sejarah tertulis pertama tentang Grímsey tercatat pada tahun 1024 dalam Heimskringla, sebuah kisah Islandia kuno.
Pada akhir abad ke-18, populasi Grímsey hampir punah akibat pneumonia dan kecelakaan penangkapan ikan, tetapi masyarakat bertahan. Grímsey menjadi bagian dari kotamadya Akureyri pada 2009, namun penduduk setempat tetap bangga dengan identitas mereka yang unik.
Saat ini, tanah di Grímsey dimiliki oleh penduduk Kota Akureyri dan negara Islandia, yang berupaya menjaga warisan pulau tersebut sebagai harta karun alam dan masyarakat yang tangguh.
(upd/fem)