Senin, Maret 10

Jakarta

Neom merupakan proyek kota futuristik kebanggaan Arab Saudi yang saat ini sedang dibangun. Namun proses konstruksinya menghadapi banyak masalah, mulai dari biaya yang membengkak sampai jadwal yang molor.

Menurut laporan terbaru Wall Street Journal, hasil audit internal yang dipresentasikan ke hadapan direksi Neom mematok belanja modal yang dibutuhkan untuk membangun kota futuristik itu hingga selesai mencapai USD 8,8 triliun, atau lebih dari 25 kali lipat anggaran tahunan Arab Saudi.

Untuk pembangunan tahap pertama yang diharapkan selesai pada tahun 2035 akan membutuhkan USD 370 miliar. Secara keseluruhan, proyek Neom mungkin baru akan selesai pada tahun 2080, atau 63 tahun sejak proyek ini dimulai pada tahun 2017.


Salah satu penyebab biaya proyek ini melonjak adalah The Line, kota futuristik berbentuk garis lurus yang dirancang untuk dihuni sembilan juta orang. Meskipun disebut kota, The Line hanya akan menghuni satu gedung pencakar langit setinggi 500 meter yang membentang sejauh 170 km.

Staf Neom kabarnya sudah mendesak eksekutif untuk mengurangi tinggi gedung The Line menjadi 300 meter untuk menghemat biaya. Namun dalam rapat direksi Neom pada musim semi tahun lalu, Putra Mahkota Mohammad bin Salman mengatakan pengurangan ketinggian tidak tepat dan penghematan harus dicari di tempat lain.

Eksekutif Neom berencana membangun 16 km atau 10% dari The Line pada tahun 2030, namun belum lama ini dipangkas menjadi 2,4 km. Lokasi konstruksi yang terpencil berarti jauh dari sumber tenaga kerja, serta tidak memiliki pelabuhan yang cukup besar, jalan raya, dan listrik yang mencukupi.

Yasir Al-Rumayyan, Gubernur Public Investment Fund, menyarankan pembangunan The Line menggunakan teknologi baru untuk mengurangi penggunaan tenaga kerja, seperti dikutip dari Wall Street Journal, Senin (10/3/2025).

Padahal The Line akan menjadi daya tarik utama Neom. Kota ini akan diisi dengan sebuah gedung kaca 30 lantai yang digantung terbalik di bawah jembatan raksasa rancangan desainer film Marvel, taman hiburan di ketinggian 300 meter, dan teater yang digantung di udara di antara kedua menara The Line.

Sementara itu, pembangunan hotel di pulau resor Sindalah sudah molor lebih dari tiga tahun dan diperkirakan menelan biaya hampir USD 4 miliar, tiga kali lipat dari anggaran awalnya. Empat bulan setelah pesta peresmiannya, hotel-hotel di Sindalah masih belum dibuka untuk pengunjung.

(vmp/vmp)

Membagikan
Exit mobile version