
Jakarta –
China punya gebrakan baru di dunia teknologi. Mereka tengah menjalankan sebuah proyek mutakhir yang siap menyalip Neuralink, perusahaan pengembang chip otak kepunyaan Elon Musk.
China mengemban misi untuk implan chip di otak manusia, mirip seperti yang dilakukan perusahaan Elon Musk. Setelah Tesla dihajar BYD yang terkenal dengan kendaraan listriknya, kini mereka unjuk gigi dengan chip otak ke tiga orang dan berencana mengimplan lebih dari 10 chip hingga akhir 2025, sementara Neuralink baru memasang ke tiga pasien.
Melansir Gizmodo, Jumat (4/4/2025), proyek untuk menciptakan antarmuka otak-komputer (BCI) telah dikerjakan setidaknya sejak awal tahun 2010-an. Teknologi ini telah menunjukkan kegunaannya pada orang-orang dengan disabilitas, seperti cedera tulang belakang, di mana teknologi dapat memungkinkan seseorang dengan mobilitas terbatas untuk mengendalikan komputer dengan pikiran mereka.
Chip tersebut pada dasarnya bekerja dengan memantau sinyal-sinyal listrik di otak untuk pola-pola yang terkait dengan berbagai tindakan. Nantinya itu akan diterjemahkan ke dalam kode komputer.
Proyek BCI terkemuka di China merupakan kerja sama antara Chinese Institute for Brain Research (CIBR) dan NeuCyber NeuroTech. Beinao No.1 adalah chip semi-invasif milik kelompok tersebut yang telah ditunjukkan penggunaannya pada pasien.
Dalam sebuah video yang dirilis tahun lalu, pasien yang menderita kelumpuhan diperlihatkan mengendalikan lengan robot untuk menuangkan secangkir air, dengan pikiran mereka ditransmisikan ke layar komputer. Perusahaan berharap dapat melakukan uji coba formal dengan 50 pasien pada 2026.
Didirikan pada 2016, Neuralink pada 2024 muncul dan berbagi kisah pasien pertamanya dengan implan yang berhasil. Noland Arbaugh, seorang yang mengalami kelumpuhan dari bahu ke bawah, melaporkan bahwa chip Neuralink memungkinkannya untuk mulai menggunakan komputer dan bermain game secara mandiri. Tidak seperti chip semi-invasif yang ditempatkan di permukaan otak, Neuralink memasukkannya ke dalam otak untuk memaksimalkan sinyal.
Tahun lalu, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China menyatakan minatnya untuk memajukan teknologi tersebut. Mereka mengatakan bahwa teknologi tersebut bertujuan untuk membuat terobosan dalam teknologi utama dan perangkat inti seperti fusi otak-komputer, chip seperti otak, dan model saraf komputasi otak. Kementerian tersebut mencatat bahwa teknologi BCI dapat digunakan dalam aplikasi termasuk mengemudi tanpa menggunakan tangan, realitas virtual, dan rehabilitasi medis.
Akan tetapi, masih banyak kekhawatiran seputar BCI, khususnya versi invasif yang digunakan Neuralink. Kompatibilitas jangka panjang dan reaksi imun pasca operasi masih menjadi pertanyaan. Versi semi-invasif lebih aman tetapi kesulitan dengan sinyal yang lebih lemah ke otak.
(ask/hps)