Rabu, Maret 12

Washington

Elon Musk bikin heboh dengan memangkas banyak PNS di Amerika Serikat dan semakin berkuasa di pemerintahan Presiden Donald Trump. Hal itu memicu protes yang cukup besar di beberapa dealer Tesla di Amerika Serikat.

Setidaknya ada 10 tindakan vandalisme terhadap kendaraan Tesla, dealer, atau stasiun pengisian daya dalam beberapa minggu terakhir. Itu mengindikasikan reaksi keras yang dihadapi Musk sejak mengambil peran di pemerintah federal.

Pada tanggal 29 Januari, seorang wanita berusia 40 tahun melemparkan bom molotov ke Cybertruck yang diparkir di sebuah dealer di Loveland, Colorado. Wanita itu, Lucy Grace Nelson, diduga kembali ke dealer empat kali lagi beberapa minggu terakhir untuk menyebabkan kerusakan lebih lanjut.


Dia melemparkan lebih banyak bom molotov, mencoba membakar dealer dan menyemprotkan cat untuk menulis mobil nazi di bangunan dealer, sebelum akhirnya ditangkap minggu lalu.

Kemudian, lebih dari setengah lusin stasiun pengisian daya Tesla sengaja dibakar di dekat Boston. Dan di di Tigard, Oregon, polisi mengatakan sedikitnya tujuh tembakan dilepaskan ke dealer Tesla di sana, merusak tiga mobil dan memecahkan jendela. Untungnya tidak ada cedera yang dilaporkan dalam insiden tersebut.

Protes di salah satu dealer Tesla. Foto: X.com

Tesla tidak segera menanggapi permintaan komentar. Menanggapi video yang menunjukkan seorang pria merusak Tesla, diunggah pihak berwenang di Maryland, Musk menanggapinya xi X: “Merusak properti orang lain, alias vandalisme, bukanlah kebebasan berbicara!”

Adapun di New York, polisi menangkap beberapa demonstran yang berkumpul di depan dealer Tesla. “Musk membeli untuk bisa ke pemerintahan. Dia membeli kekuasaannya dengan mengorbankan rakyat Amerika,” kata salah seorang demonstran yang dikutip detikINET dari Telegraph.

Tidak hanya di AS, protes juga merebak di Eropa, di mana Musk juga kerap mencampuri politik di sana. Lusinan demonstran berkumpul di dealer Tesla di Lisbon, Portugal, untuk memprotes Elon Musk. Beberapa mengangkat spanduk boikot Tesla.

Nuno Raimundo, seorang dokter di Lisbon, mengatakan sudah saatnya orang-orang di seluruh dunia bangkit melawan Trump dan promosi Musk terhadap kaum ekstrem kanan di Eropa.

“Jika tidak, sejarah akan kembali ke tahun 1930-an di Erop. Musk mungkin tidak dapat memiliki pengaruh yang cukup dalam pemilihan berikutnya di Portugal, tapi dengan jumlah uang yang dimilikinya, selangkah demi selangkah, ia dapat melakukannya,” katanya.

Minggu lalu, puluhan pengunjuk rasa perubahan iklim menduduki ruang pamer Tesla di London. Lalu dii Barcelona, James Colomina, seniman jalanan Prancis, memasang patung lengan merah terangkat di stasiun pengisian daya Tesla, merujuk pada penghormatan kontroversial ala Nazi yang pernah dilakukan Elon Musk.

Simak Video ‘Saat Elon Musk Pamer Kaos ke Trump di Rapat Kabinet Perdana’:


(fyk/fyk)

Membagikan
Exit mobile version