Sabtu, Oktober 26


Jakarta

Seorang pria mengeklaim telah diserang lumba-lumba yang berkeliaran di perairan lepas pantai Tsuruga, Jepang.

Adalah Takuma Goto, ia mengeklaim tengah berada di air bersama temannya pada awal musim panas ini. Namun, ia seketika diserang oleh seekor lumba-lumba.

Rekaman kejadian itu menunjukkan lumba-lumba tersebut mengikuti Goto sebelum menabraknya. Lalu pria itu mencoba berenang menjauh, sementara perenang lain yang di dekatnya mendorong papan dayung ke arah Goto untuk menolongnya.


Goto menuturkan, saat itu ia berenang di Crystal Beach bersama temannya. Lumba-lumba itu awalnya menyerang temannya sebelum akhirnya mengalihkan serangan kepadanya.

“Saya tahu itu bukan hiu, tapi dia langsung mendatangi saya,” imbuhnya.

“Dia menyerang dan menggigit saya. Dia terus menyerang dan saya benar-benar yakin saya akan mati. Saya sangat khawatir bahwa saya akan terseret ke bawah air dan lebih jauh ke laut,” tambahnya.

Beruntung ia sampai ke pinggir pantai setelah ditolong peselancar di dekatnya. Namun, ia mengaku mengalami cedera yang cukup parah.

“Bagian dalam jari saya keluar,” ucapnya. Seraya menambahkan bahwa dia harus mendapatkan lima jahitan.

Melansir News.com.au, Jumat (25/10/2024) para ahli menyebut bahwa hewan itu merupakan lumba-lumba yang frustasi secara seksual. Hewan itu disebut berperan terhadap sekitar 15 serangan lain terhadap perenang di Fukui pada musim panas ini. Insiden itu meningkat dari lima insiden pada musim panas lalu dan satu insiden pada tahun 2022.

Ahli biologi Dr Simon Allen meyakini bahwa pelaku serangan tersebut adalah lumba-lumba hidung botol jantan yang kemungkinan besar dikeluarkan dari kawanannya.

“Lumba-lumba hidung botol adalah hewan yang sangat sosial dan sosialitas ini dapat diekspresikan dengan cara yang sangat fisik,” kata Dr Allen, yang juga merupakan peneliti utama dari proyek Penelitian Lumba-lumba Shark Bay, kepada publikasi tersebut.

“Seperti halnya pada manusia dan hewan sosial lainnya, fluktuasi hormon, frustrasi seksual, atau keinginan untuk mendominasi dapat mendorong lumba-lumba melukai orang yang berinteraksi dengannya. Karena mereka adalah hewan yang sangat kuat, hal ini dapat menyebabkan cedera serius pada manusia,” sambungnya.

Kepala laboratorium biologi kelautan Tokyo University of Agriculture Mari Kobayashi mengatakan bahwa serangan itu kemungkinan dilakukan oleh lumba-lumba yang sama dengan banyak kasus lainnya. Hewan itu mungkin menggigit untuk mencoba berkomunikasi.

“Lumba-lumba tersebut diyakini sebagai lumba-lumba hidung botol jantan Indo-Pasifik, dan kita tahu bahwa lumba-lumba jantan terkadang berkomunikasi dengan cara menggigit satu sama lain, jadi bisa saja lumba-lumba tersebut mencoba melakukan hal ini pada manusia,” ujarnya.

“Selain itu, lumba-lumba adalah spesies yang biasanya hidup berkelompok, jadi ada kemungkinan lumba-lumba merasa kesepian,” tambahnya.

Tahun lalu, terjadi serangkaian insiden yang melibatkan lumba-lumba di kota Mihama, prefektur Fukui, Jepang. Empat orang perenang terluka akibat diserang lumba-lumba, termasuk seorang pria berusia 60-an tahun yang mengalami patah tulang rusuk dan gigitan di tangannya.

Sementara pria lainnya yang berusia 40-an tahun mengalami gigitan pada lengannya dalam insiden terpisah di pantai yang sama di pagi hari yang sama. Dua orang lainnya terluka.

(wkn/wkn)

Membagikan
Exit mobile version