Minggu, Juni 30


Jakarta

Perizinan penyelenggaraan event dipermudah. Itu ditandai dengan peresmian digitalisasi layanan perizinan penyelenggaraan event awal pekan ini oleh Presiden Joko Widodo.

Acara peluncuran tersebut diselenggarakan di The Tribrata Darmawangsa, Jakarta pada Senin (24/6/2024). Dikutip dari laman presidenri, dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengapresiasi adanya sistem perizinan penyelenggaraan event yang terintegrasi atau online single submission (OSS).

Dia berharap dengan digitalisasi perizinan maka proses perizinan bisa lebih mudah dilakukan oleh para penyelenggara acara.


“Betul-betul memberikan kepastian jauh-jauh hari sebelumnya, betul-betul memotong birokrasi kita sehingga munculnya adalah sebuah cost yang lebih murah dan lebih terbuka, transparan,” kata Jokowi.

Ingatkan Penyelenggara agar Tidak Mendadak Mengurus Perijinan

Presiden Jokowi mengingatkan digitalisasi perizinan itu harus diimbangi dengan manajemen perencanaan si penyelenggaraan event dan pemerintah yang sip. Jokowi bilang langkah demi langkah proses perijinan tidak dilakukan mendadak atau terlalu mepet dengan acara yang direncanakan.

“Ini saya minta juga kepada penyelenggara event itu mengajukannya jauh-jauh bulan sebelumnya, enam bulan sebelumnya, setahun sebelumnya, mengajukan izin dulu. Artinya itu ada perencanaan yang baik, manajemen perencanaan yang baik kapan event itu diselenggarakan,” kata Jokowi.

Keuntungan lain dengan tidak terlalu mepet mengurus perizinan adalah penyelenggara bisa mempromosikan acara secara lebih luas. Apalagi, beberapa proses perizinan tidak membutuhkan waktu yang lama.

“Pemerintah, jajaran pemerintah juga, tadi disampaikan oleh Pak Kapolri, totalnya bisa disampaikan hanya dalam waktu 14 hari dari beberapa perizinan tadi sehingga penyelenggara bisa mempromosikan event-nya, bisa menjual tiketnya dengan baik,” kata dia.

Pada kesempatan tersebut, Presiden juga mengatakan bahwa penyelenggaraan event dalam skala nasional maupun internasional dapat berdampak positif bagi negara. Presiden mencontohkan seperti Qatar yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara dengan menyelenggarakan Piala Dunia pada tahun 2022 lalu.

“Piala Dunia Tahun 2022 di Qatar itu bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi di Qatar dari yang tahun sebelumnya hanya 1,5 persen melompat menjadi 4,3 persen pada saat penyelenggaraan, dan Qatar berani mengeluarkan uang untuk event itu USD220 billion,” kata Jokowi.

Jokowi juga mengingatkan kerugian besar saat Indonesia kalah saing sebagai tuan rumah konser penyanyi atau grub band internasional, di antaranya Coldplay dan Taylor Swift. Indonesia kebagian satu hari konser Coldplay sedangkan Singapura nonstop enam hari. Bahkan, konser Taylor Swift Indonesia sama sekali tidak kebagian.

“Apa yang terjadi kalau kita berbondong-bondong nonton yang di Singapura? Itu ada yang namanya capital outflow, aliran uang dari Indonesia menuju ke sana, kita kehilangan,” kata Jokowi.

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version