Rabu, Desember 18


Jakarta

Di saat Indonesia menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen, Vietnam baru saja menurunkan PPN dari 10% ke level 8% untuk menggerakkan ekonomi. Penurunan PPN di Vietnam itu ternyata berdampak pada kinerja ekspor kendaraan dari Indonesia.

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan saat penjualan mobil domestik turun, pabrik mobil Toyota itu terbantu dengan kinerja ekspor yang masih bisa bertahan. Salah satunya karena Vietnam menurunkan PPN.

“Kebetulan ekspor kita tahun ini relatif sama ya walaupun domestiknya turun. Ekspor kita salah satunya karena Vietnam memberikan insentif PPN, ekspor kita ke Vietnam naik. Ya itu Pak Airlangga (Menko Perekonomian) bilang kan beda lubuk beda ikannya, tapi kita berharap pemerintah bisa memberikan insentif-insentif yang seperti itu sehingga nanti walaupun relaksasi, tapi nanti tax revenue (pendapatan pemerintah dari pajak)-nya bisa lebih besar lagi,” kata Bob di acara Toyota Year End Media Gathering December 2024 di Jakarta, Selasa (17/12/2024).


Pabrik PT TMMIN saat ini lebih banyak memproduksi mobil untuk pasar ekspor. Menurut Presiden Direktur TMMIN, Nandi Julyanto, tahun ini Toyota telah mengekspor lebih dari 250 ribu unit mobil buatan Indonesia. Produksi mobil Toyota untuk diekspor itu lebih banyak ketimbang untuk pasar Indonesia.

“Tahun ini kita produksi ekspor itu kira-kira 60 persen, domestik 40 persen. Tahun depan kayaknya masih akan sama dengan target tersebut, kira-kira sama dengan pencapaian tahun ini. Kami berupaya untuk menambah tujuan ekspor dengan bekerja sama dengan negara-negara tujuan ekspor tersebut,” kata Nandi ditemui di kesempatan yang sama.

Menurut Nandi, mobil Toyota yang diproduksi di Indonesia diekspor ke sekitar 80 negara di dunia, seperti di ASEAN, Timur Tengah, bahkan sampai Amerika Latin. Nandi menyebut, pihaknya akan terus berupaya untuk menambah destinasi ekspor.

“Yang kami lakukan untuk menambah destinasi ekspor sebenarnya tentu dengan promosi. September di Peru ada trade expo hadir di sana, kemudian kerja sama dengan beberapa kedutaan di Amerika Latin maupun di Timur Tengah untuk mempromosikan produk yang ada. Dan tentunya juga dengan Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Perindustrian kita berusaha membuka peluang-peluang free trade agreement (FTA) dengan beberapa negara, termasuk Meksiko masih dalam proses, mudah-mudahan bisa segera terealisasi,” ucap Nandi.

(rgr/dry)

Membagikan
Exit mobile version