Jakarta –
Pengendara Porsche 911 Carrera S Cabriolet disebut ugal-ugalan ketika menabrak bagian belakang Nissan Grand Livina di Tol Kejapanan ke Porong Sidoarjo, Jawa Timur. Mengendarai mobil performa tinggi memang punya godaan untuk kebut-kebutan.
Diketahui, pengemudi Porsche bernama Nissan Katama Angkasa masih berusia 18 tahun dan berstatus mahasiswa. Polisi menyebut, mobil Porsche melaju 130 km/jam.
“Dari pengakuan pengemudinya, mobil sport Porsche dalam perjalanannya di jalan tol tersebut dengan kecepatan 130 kilometer per jam,” kata Anggota PJR Jatim II Aiptu Heri Murty dikutip dari detikJatim.
Faktanya, mengendarai moobil sport agak geregetan kalau cuma jalan pelan. Apalagi, Porsche 911 Carrera S Cabriolet punya spesifikasi buas. Bermodal mesin 3.000 cc, akselerasi 0-100 km/jam cuma butuh waktu 3,9 detik dengan kecepatan tertinggi 306 km/jam.
“Biasanya dia melaju dengan kecepatan katakan 100 km/jam untuk kendaraan-kendaraan MPV.Nah, dia lari 100 km/jam dengan mobil (Porsche) yang (akselerasi) 0 ke 100 km/jam-nya cuma di bawah empat detik, apa nggak tergoda dengan hentakannya, vibe-nya?” sebut praktisi keselamatan berkendara sekaligus Founder dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu kepada detikOto, Senin (18/3/2024).
“Jadi, ada situasi provokasi dari bawaan benda-benda kendaraan bermotor yang harganya tinggi, yang powerful, yang well branded, yang sangat dikenal dengan eksklusif, hanya dari 100 orang mungkin belum tentu satu yang punya kan.Ini ada sisi proud yang luar biasa, yang kalau jika tidak dikontrol, ini bahaya.Dan itu adalah pemicu yang namanya basic causes ya.Penyebab dasarnya,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Jusri menegaskan bahwa orang-orang berusia produktif di umur 15-29 tahun merupakan kelompok usia yang paling banyak menyumbang kecelakaan. Bukan soal keterampilan, tapi karena kemampuan mengontrol diri.
“Itu bukan soal keterampilan, mereka bisa saja pembalap. Bukan karena mereka takut.Masalahnya adalah,kemampuan kontrol dirinya itu,mereka masih lemah di usia tersebut,” katanya.
“Nah itu yang harus dipahami oleh banyak orang,bahwa mobil itu bukan semata keterampilan doang atau tertib saja. Banyak hal yang harus dipahami dalam hal ini. Yaitu kemampuan dia antisipasinya, kemampuan empatinya,juga harus ada.Kalau keterampilan nggak usah belajar, dia setiap hari bawa mobil bisa dia. Tetapi masalahnya ada kemampuan-kemampuan yang tidak terlihat,itu yang harus dipahami,” ujarnya.
Simak Video “Pedas! Porsche Luncurkan 911 Chili Khusus Pasar Indonesia“
[Gambas:Video 20detik]
(rgr/din)