Jumat, Juni 28


Jakarta

Thailand menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang mencatat penurunan populasi. Tingkat kesuburan di negara itu berada di angka 1,08, terendah kedua setelah Singapura dengan 0,97 kelahiran per tahun.

Menurut survei National Institute of Development Administration pada September lalu, 44 persen responden menyatakan kurangnya keinginan untuk memiliki anak. Alasan utama yang dikemukakan adalah biaya pengasuhan anak, kekhawatiran mengenai dampak kondisi masyarakat terhadap anak-anak, dan tidak ingin terbebani dengan pengasuhan anak.

Hal yang sama juga diungkap oleh pasangan Sira Kitpinyochai dan Boontarika Namsena, pasutri di Thailand yang lebih memilih mengurus kucing ketimbang punya bayi. Sudah empat tahun sejak mereka menikah dan mereka sepakat menunda untuk memiliki anak.


Keduanya merasa bahagia memiliki 11 kucing daripada punya anak. Memliki anak, menurut mereka lebih seperti beban karena biaya mengurus yang besar.

“Sebagian besar waktu di kantor 10 sampai 12 jam sehari. Bagaimana kami punya waktu merawat anak-anak kami?,” beber Boontarika kepada CNA.

Sementara itu, Anchalee Chaichanavijit, direktur eksekutif Asosiasi Pemasaran Thailand, memikirkan hal yang sama. Karena tuntutan kehidupan profesionalnya sangat berat, membesarkan anak tampaknya merupakan tugas yang menuntut tambahan energi, uang, sumber daya, dan waktu yang tidak dimiliki Anchalee.

“Saya tidak ingin mempunyai anak karena… kehidupan saya sendiri sudah cukup sulit,” katanya kepada program Insight, mencerminkan sentimen yang semakin umum di antara banyak warga Thailand.

Memiliki anak menjadi hal terakhir yang dipikirkan Phanpaka Harworth. Menurutnya, membesarkan anak bisa berdampak pada potensi perkembangan karier.

“Jika saya harus membesarkan seorang anak di negara ini, saya akan sangat kelelahan dalam banyak hal. Dukungan pemerintah kurang baik dan kondisi sosial kurang baik. Ada banyak masalah seperti kondisi kehidupan dan kualitas udara,” kata dia.

Untuk mengatasi masalah krisis populasi, pemerintah Thailand mengalokasikan hampir 78 miliar baht atau sekitar Rp35 triliun pada tahun lalu untuk Tunjangan Hidup Hari Tua. Program itu memberikan subsidi bulanan hingga 1.000 baht atau setara Rp449 ribu untuk lansia yang bukan pensiunan atau penerima kesejahteraan.

(kna/kna)

Membagikan
Exit mobile version