Jakarta –
Setahun setelah berakhirnya uji coba kerja empat hari dalam seminggu di Inggris. Banyak perusahaan masih mengizinkan karyawannya untuk menggunakan pola kerja tersebut. Beberapa perusahaan yang memutuskan untuk menerapkan kebijakan itu menjadi permanen.
Selama enam bulan antara Juni dan Desember 2022, para pekerja di 61 organisasi di Inggris bekerja 80% dari jam kerja normal. Mereka tetap mendapat gaji yang sama.
Dikutip dari CNN, Jumat (10/5/2024), 89% dari perusahaan-perusahaan itu masih menjalankan kebijakan tersebut, dan 51% menetapkan pola empat hari kerja menjadi permanen pada akhir 2023.
Studi ini dirilis pada hari Rabu oleh Autonomy, yang menjalankan uji coba pada tahun 2022 dengan organisasi nirlaba 4 Day Week Global dan 4 Day Week UK Campaign. Berdasarkan laporan itu, dampak pengurangan jam kerja sangat bermanfaat bagi para pekerja di perusahaan.
Karyawan dilaporkan menikmati kesehatan fisik dan mental yang lebih baik, keseimbangan kehidupan kerja dan kepuasan hidup secara umum, serta berkurangnya kelelahan saat bekerja. Apalagi kondisi ini terus dipertahankan selama satu tahun.
“Poin utamanya adalah bahwa temuan yang kuat dalam enam bulan terakhir bukan disebabkan oleh hal-hal baru atau dampak jangka pendek. Efek ini nyata dan bertahan lama,” kata Juliet Schor, profesor sosiologi di Boston College yang juga melakukan survei dalam uji coba tersebut.
Sementara itu, manajer dan CEO di 28 perusahaan semuanya mengatakan bahwa kerja empat hari seminggu berdampak positif pada perusahaan mereka. Sepertiga di antaranya menyebut kebijakan itu telah meningkatkan kualitas rekrutmen secara signifikan, dan 82% melaporkan dampak menguntungkan terhadap kesejahteraan staf.
Laporan itu juga menyoroti metode yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan empat hari kerja dalam seminggu, termasuk merevisi norma seputar rapat, komunikasi kerja, dan penetapan prioritas.
Hampir setengah dari 61 organisasi yang ikut serta dalam uji coba tahun 2022 ini bergerak di bidang pemasaran dan periklanan, layanan profesional, dan sektor nirlaba. Sisanya mencakup sektor industri, termasuk konstruksi, manufaktur, ritel, perawatan kesehatan, serta seni dan hiburan.
Seruan untuk memperpendek jam kerja telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kampanye ini semakin meningkat setelah jutaan karyawan beralih ke pekerjaan jarak jauh selama pandemi dan berhenti bepergian, sehingga menghemat waktu dan uang.
(ily/kil)