Jakarta –
PO Sindoro Sejahtera Mulya (SSM) resmi mengaspal. Menjadi perusahaan otobus yang menyasar penumpang kelas menengah-atas di Jalur Jakarta-Ponorogo.
PO SSM menggantikan bus AKAP Sindoro Satria Mas di trayek tersebut. Nama baru disematkan meski salah satu pemiliknya adalah tuan dari Sindoro Satria Mas. Begini ceritanya.
“Jadi kan singkat cerita saya itu kerja apa join bareng sama putra ragilnya Pak Sudiro PO Sindoro Satria Mas. Nah anaknya yang ragil kan kebetulan emang temen dari remajalah sama saya. Dua-tiga tahun lalu sering diskusi,” kata Kurnia Lesani Adnan (Sani) yang juga direktur utama di PO SAN kepada detikTravel beberapa waktu lalu.
“Setelah sepakat keluarga lebih memilih yang pariwisata. Jadi PO Sindoro Satria Mas itu kan starting-nya Pak Diro bangun wisata tahun 90-an puluhan lah ya, 94 atau 95. Terus berjalan waktu putra ragil-nya ini yang bernama Dede Indra Permana itu sering ngobrol sama saya diskusi gitu kan ya? Temenan lah,” kata dia.
Jadi, salah satu keluarga pemilik PO Sindoro Satria Mas memiliki bus AKAP di jalur itu. Namun, karena tidak fokus mengurus hingga akhirnya dimatikan dan berganti nama.
“Nah dia coba masuk bikin divisi AKAP di tahun 2006-an lah kira-kira. Bikin AKAP jalan, nah di 2016 dia kebetulan ada kegiatan yang lain yang harus lebih fokus,” kata Sani.
PO Sindoro Sejahtera Mulya (PO SSM)
|
Sampai ke sini-sini yang AKAP ini tidak ter-handle dengan baik. Makanya, apalagi Covid kemarin kan menambah dan memvalidasi kalau ini berat lah. Kira-kira gitu. Dari situ diskusi keluarga PO Sindoro Satria Mas disepakati kalau AKAP-nya ditutup,” jelas dia.
Meski telah mematikan bus AKAP di jalur itu, anak pendiri PO Sindoro Satria Mas itu masih ada keinginan agar busnya kembali mengaspal di sana. Karena, ia tahu bahwa jalur itu sangat bisa dimaksimalkan.
“Nah Mas Dede ini karena dia merasa dia yang memb-building AKAP ini dan ya diskusi sama ngalor-ngidul, akhirnya intinya beliau emang dia bilang, aku tahu potensinya. Tapi aku nggak bisa intens segala macam bla-bla-bla-bla sama saya ya. Kita sepakati kita duduk bareng kita jadi satu entitas baru dengan nama Sindoro Sejahtera Mulya,” kata dia.
Mengaspal 15 Desember 2024
Sementara ini, PO SSM mengerahkan tiga unit bus dari timur dan tiga unit dari barat dalam sehari. Di timur itu start-nya dua bus dari Ponorogo pada pagi dan sore dengan dari Ponorogo menggunakan kelas eksekutif di pagi hari satu unit dan sleeper-nya satu di sore hari.
“Terus dari Magetan eksekutif sore satu. Jakartanya ke Pulo Gebang, Priuk, Kalideres, Poris, sama Kota Bumi. Dari baratnya itu satunya start Kotabumi, duanya start Poris, gitu,” kata dia.
Kenapa meluncurnya di akhir tahun. Apakah menunggu busnya jadi?
Sani mengatakan bahwa sebenarnya pihaknya menunggu keputusan keluarga besar PO Sindoro Satria Mas akan nasib dari divisi AKAP.
“Di bulan Juli kemarin baru diputuskan AKAP ini ditutup setelah musim ramai. Setelah surat resmi manajemen PO Sindoro Satria Mas confirm menutup AKAP-nya ya Agustus kita bergerak,” kata dia.
“Sebenarnya unit ini bulan November awal tuh udah siap, yang eksekutif iya, tapi yang sleeper-nya delalah Adiputro pas banyak yang bikin sleeper jadi agak ngantre. Sleeper kan agak ribet ya interiornya. Jadi itu nunggu yang sleepper dua unit,” ujar Sani.
“Tanggal 7 Desember kita bawa kita ambil dari Adiputro, bawa balik ke Semarang isi BBM-KIR segala macam. Terus tanggal 11 kemarin kita syukuran. Dan 15 besok kita start dari timur dari Ponorogo, start ke Jakarta. Total enam unit, dua unit sleeper dan empat unit eksekutif,” kata dia.
|
Apa tantangan PO baru di jalur Mataraman?
“Yo, yang pastikan kami dengan investasi yang cukup besar, kami masuk ke market yang existing, bukan melawan ya, harus mencari posisi mencari market ya di existing market yang sudah ada,” kata dia.
“Terus Sindoro Sejahtera Mulya (SSM) ini di mana posisinya, di bawah tengah atau atas? SSM saya ambil posisi di tengah dan menengah ke atas. Ya karena ada sleeper itu,” kata Sani.
Potensi dan hal-hal kecil yang diketahui Sani akan dimaksimalkan oleh PO SSM ini. Ia ingin mengambil ceruk yang tidak diambil oleh pemain lain.
“Justru kenapa Ponorogo yang saya mulai, karena Ponorogo itu saya cermati PO yang concern dari Ponorogo start dan finisnya Ponorogo itu sedikit. PO lain itu lintasan,” kata dia.
“Ya, yang ada tuh cuma PO pribuminya kalau nggak salah tinggal satu Jaya, terus ada Narendra ada dua. Nah yang lain kan pendatang semua dan lintasan mobil dari Kediri, model-model dari Blitar, model mobil dari Tulungagung,” ujar dia.
“Yang ke-2 di ujungnya juga saya mencermati kenapa SSM ini saya ke wilayah Tangerang. Jadi saya ngak mau cawe-cawe yang Cikarang, Bekasi, Pulogebang masuk tapi lintasan semoga marketnya ada,” kata Sani.
“Nggak kayak Pasar Rebo apa segala macam Lebak Bulus itu saya nggak mau cawe-cawe. Jadi kita nggak mau masuk ke market yang sudah existing dengan PO existing yang sudah cukup serba hectic, ya,” dia menambahkan.
“Nah, makanya kita coba masuk di sisi yang menurut saya, pengamatan saya, yang saya cermati, masih ada celah dan kelas pelayanannya. Kelas pelayanannya yang belum teman-teman tuh belum ngeh ke situ gitu loh, masuklah kita di situ,” ujar Sani.
(msl/fem)