Sleman –
Kawasan Plengkung Gading dan Alun-alun Kidul direncanakan ditutup, namun diprotes masyarakat. Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa akan berdiskusi dengan Sultan Jogja.
Rencana penutupan Plengkung Gading dan penataan pedagang di Alun-alun Kidul Jogja itu viral setelah beredar di media sosial. Pro dan kontra pun hadir di tengah masyarakat.
“Kalau memang ini menuai pro kontra dan lain sebagainya tentu kami dari Kemenpar akan mendiskusikannya dengan pemilik, yaitu Pemda,” kata Ni Luh Puspa ditemui wartawan di sela kunjungan ke Kalasan, Sleman, Senin (27/1/2025).
Ni Luh Puspa melanjutkan setiap kebijakan yang muncul pastinya sudah melalui kajian. Meski begitu, dirinya tetap akan mencoba berdiskusi dengan pihak Keraton Jogja.
“Jadi saya rasa apa yang diambil keputusan pasti sudah melalui kajian, pertimbangan yang matang, nanti kita lihat,” kata dia.
Di kesempatan terpisah, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X menegaskan penataan kawasan tersebut sebagai bagian dari pelaksanaan rekomendasi UNESCO terkait sumbu filosofi Jogja.
Sultan menyebut langkah itu akan diawali dengan uji coba. Hanya saja dia menegaskan uji coba rencana itu belum dilakukan.
“Ya belum, wong dicoba aja belum,” ungkap Sultan saat ditemui wartawan di kompleks Kepatihan Kota Jogja, Rabu (22/1).
Sultan juga menegaskan jika tidak ada penggusuran terhadap pedagang di sekitar. Dua rencana itu, kata Sultan, adalah amanat dari rekomendasi UNESCO soal Sumbu Filosofi Jogja.
“Ya pengertian ditata bukan berarti digusur. Kan baru percobaan aja, memungkinkan nggak, kalau memang nggak memungkinkan ya,” papar Sultan.
“Semua penataan kan ada rekomendasi-rekomendasi dari UNESCO to, harus diikuti. Kalau yang berkait dengan Keraton kan kita ngatur sendiri,” dia menambahkan.
——-
Artikel ini telah naik di detikJogja.
(wsw/fem)