Minggu, Maret 16


Jakarta

Plengkung Gading yang berada di dekat Alun-alun Kidul Yogyakarta resmi ditutup. Traveler kini tak bisa melewati jalan di bawahnya.

Plengkung Gading atau Plengkung Nirbaya resmi ditutup total mulai hari Sabtu (15/3/2025). Penutupan itu dilakukan usai Pemda DIY melakukan uji coba Sistem Satu Arah (SAA) sejak Senin (10/3) lalu.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menjelaskan penutupan ini berdasarkan penilaian terhadap situasi Plengkung Nirbaya pascapenerapan SSA yang menunjukkan bahwa perlu adanya upaya konservasi menyeluruh, untuk penyelamatan Plengkung Nirbaya. Dari hasil penilaian ditemukan bahwa kondisi Plengkung Nirbaya ternyata jauh lebih mengkhawatirkan dibanding sebelumnya.


Hal itu merupakan hasil rapat evaluasi SSA, di Dinas PUPESDM DIY, Jumat (14/03). Pembatasan akses di tahap uji coba terhadap Plengkung Nirbaya ternyata tidak cukup efektif untuk memberikan ruang bagi upaya penanganan plengkung yang komprehensif.

Penutupan ini dilakukan sebagai bentuk upaya konservasi penyelamatan struktur Plengkung Nirbaya. Selain itu, kondisi ini mulai berpotensi mengancam keselamatan pengendara yang melewati plengkung.

“Tidak hanya sebagai upaya mitigasi terhadap penyelamatan Plengkung Nirbaya saja, namun juga mitigasi terhadap keselamatan manusia dan kendaraan yang sangat mungkin terdampak dari kerentanan Plengkung Nirbaya tersebut. Sehingga perlu dilakukan antisipasi terhadap potensi kejadian yang tidak diinginkan”, kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi dalam keterangannya, Sabtu (15/3/2025).

Penutupan akses yang terkesan mendadak ini dilakukan atas dasar terlihatnya indikasi dampak yang muncul akibat tekanan usia struktur, pembangunan, dan lingkungan.

Terlebih setelah dilakukan pemantauan dan penanganan benteng sejak tahun 2015 sampai sekarang, ditemukan bahwa akumulasi dampak yang muncul lebih parah daripada yang diperkirakan.

Penutupan Plengkung Nirbaya secara penuh ini merupakan salah satu bentuk komponen yang mendukung proses penanganan penyelamatan secara total.

Guna menyelamatkan Plengkung Nirbaya, perlu adanya ruang dan waktu yang lebih maksimal untuk memetakan dan mendokumentasikan semua kerentanan, serta potensi-potensi kerusakan yang terdampak terhadap manusia dan lingkungan.

Baca artikel selengkapnya di detikJogja

(msl/msl)

Membagikan
Exit mobile version