Senin, Desember 16


Jakarta

Arum menceritakan kondisi anaknya pascakebakaran besar di Kemayoran, Jakarta Pusat. Arum berkali-kali menenangkan putranya yang minta pulang tapi rumah sudah habis terpanggang api.

“Ya namanya semuanya habis, nggak ada, mau tinggal di mana, ya dia pasti bengong,” ucap Arum kepada detikcom saat ditemui di pos pengungsian, Sabtu (14/12/2024).

Arum mengatakan, saat peristiwa kebakaran, dia tengah bekerja sebagai buruh cuci di salah satu apartemen di Jakarta. Kemudian Arum mendapatkan telepon yang mengabarkan bahwa rumahnya kebakaran.


Dia pun bergegas pulang. Sesampainya di rumah, ia menemukan rumahnya sudah habis dilalap api dan melihat anaknya menangis.

“Saya ditelepon, nyampe, rumah udah habis semuanya. Nyariin anak-anak, alhamdulillah diselamatin sama budenya,” ucap Arum.

Saat bertemu anaknya pertama kali, Arum melihat anaknya yang kini duduk di sekolah dasar (SD) kelas 3 itu menangis. Anaknya bertanya bagaimana nasib barang-barang yang biasa ia gunakan untuk sekolah, karena rumahnya habis hangus terbakar.

“Saya ketemu anak saya, pulang, anak sudah nangis, ‘Ibu, rumah abis semua’, ‘gimana bajunya Ata’, seragam dia yang dipikirin, sama buku yang ditangisin itu,” ucap Arum.

Arum bercerita anaknya sampai saat ini masih mencoba menerima keadaan. Anaknya tidak nyaman mengungsi di tenda. Arum bercerita, anaknya selalu mengajaknya kembali pulang ke rumahnya.

“Iya, nggak mau di ini (di tenda), orang biasa tidur di rumah, enak. (Sekarang) tidur ramai-ramai begini, nggak ada kipas lagi, kan,” ujar Arum.

“Pulang yuk, Bu. Pulang ke rumah ya, Bu. Pulang ke rumah,” tambah Arum menirukan ucapan putranya.

Tak Lagi Ceria

Arum mengatakan saat ini anaknya sudah tidak ceria lagi untuk pulang ke rumah. Anaknya kini sering melamun.

“Dari semalam dia sudah ngerasain, kayak biasanya dia main, lari-larian ini, dari semalam udah tidur dari sore dia tuh. Masih sehat, cuma ya diem gitu, iya (tidak ceria),” ucap Arum.

Pascakebakaran, Arum selalu menjelaskan ke anaknya. “Dikasih tahu rumah kondisinya hancur, berantakan begitu ya,” tutur Arum.

Namun, kata Arum, anaknya belum memahami dan selalu kembali meminta pulang ke rumahnya. Melihat itu, Arum mengajak anaknya melihat kondisi rumahnya dengan harapan anaknya memahami bahwa rumahnya tidak lagi layak ditinggali.

Ngajakin pulang mulu tadinya, dikasih tahu kondisi rumahnya, ya udah akhirnya ya mau nggak mau ngikut ke mana aja ibunya,” tutur Arum.

Simak Video Tangis Lansia Curhat Ke Pramono: Rumah Saya Hancur Pak

[Gambas:Video 20detik]

(zap/jbr)

Membagikan
Exit mobile version