Senin, September 30


Jakarta

Seorang peternak buaya di Thailand telah membunuh lebih dari 100 ekor reptil yang terancam punah. Ia terpaksa melakukan itu untuk mencegah mereka melarikan diri setelah angin topan merusak kandang.

Melansir CNN, Minggu (29/9/2024), ia memiliki julukan “Crocodile X”. Natthapak Khumkad (37) memiliki sebuah penangkaran buaya di Lamphun, Thailand bagian utara.

Ia mengatakan telah berusaha keras untuk mencarikan tempat bagi buaya-buaya Siam miliknya untuk tinggal. Itu setelah ia menyadari bahwa tembok yang membatasi kandang mereka beresiko runtuh.


Namun, tidak ada tempat yang cukup besar dan aman untuk menampung buaya-buaya tersebut. Karena, beberapa di antaranya memiliki panjang hingga 4 meter.

Untuk menghentikan buaya-buaya tersebut agar tidak lepas ke lahan masyarakat, dia memusnahkan 125 ekor buaya pada tanggal 22 September.

“Saya harus membuat keputusan tersulit dalam hidup saya untuk membunuh mereka semua,” katanya.

“Saya dan keluarga saya berdiskusi bahwa jika tembok tersebut runtuh, maka kerusakan yang ditimbulkan akan jauh lebih besar daripada yang bisa kami kendalikan. Ini akan melibatkan nyawa orang dan keselamatan publik,” imbuh dia.

Pemusnahan buaya Thailand (Foto: CNN)

Badai Yagi, badai paling kuat di Asia tahun ini, melanda China bagian selatan dan Asia Tenggara bulan ini. Keberadaannya meninggalkan jejak kehancuran dengan curah hujan yang tinggi dan angin kencang.

Hujan deras menggenangi bagian utara Thailand, menenggelamkan rumah-rumah dan desa-desa di tepi sungai, menewaskan sedikitnya sembilan orang.

“Badai seperti Yagi menjadi semakin kuat karena perubahan iklim, terutama karena air laut yang lebih hangat menyediakan lebih banyak energi untuk bahan bakar badai, yang menyebabkan peningkatan kecepatan angin dan curah hujan yang lebih deras,” ujar Benjamin Horton, direktur Earth Observatory of Singapore.

Bencana alam, termasuk topan, menimbulkan sejumlah ancaman bagi kehidupan satwa liar, demikian menurut Dana Internasional untuk Kesejahteraan Satwa Liar (IFWS).

Banjir dapat membuat hewan terdampar, terancam tenggelam, atau terpisah dari pemilik. Hujan dan angin kencang juga dapat merusak habitat dan tempat penampungan hewan.

Pada tahun 2022, Badai Ian menghantam Florida dan menghancurkan Suaka Margasatwa Beruang Kecil di Punta Gorda, menyebabkan 200 hewan, termasuk sapi, kuda, keledai, babi, dan burung tidak memiliki tempat berlindung.

(msl/fem)

Membagikan
Exit mobile version