Kamis, Juli 4


Jakarta

Jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan mengalami tren penurunan di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk industri tekstil. Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengungkap bahwa penurunan sudah terjadi sejak Januari 2023.

Penurunan peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan terjadi di sektor tekstil, garmen, hingga alas alas kaki. Untuk garmen, jumlah peserta yang turun mencapai 24 ribu sejak Januari 2023 hingga Mei 2024.

“Kami menyoroti beberapa sektor saja yang ramai, garmen dan pakaian jadi. Kita melihat bahwa sejak 2023 Januari memang trennya menurun. Kita melihat penurunannya 4,2% atau 24 ribu orang yang tidak menjadi peserta lagi di industri. Di industri ini saat ini ada 559 ribu (peserta),” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2024).


Menurutnya jumlah peserta sempat naik di bulan Mei tahun lalu dan April tahun lalu karena ada momen lebaran. Tapi setelah itu trennya kembali normal.

Kondisi serupa juga terjadi di industri tekstil. Anggoro menyebut jumlah peserta yang berasal dari sektor ini mengalami penurunan sebesar 6% atau mencapai 21 ribu orang.

“Pada intinya memang grafik ini menunjukkan terjadi penurunan di sektor industri dan pakaian jadi. Begitu juga tekstil, kalau kita melihat penurunannya sejak Januari 2023 sampai Mei ini turun 6% atau turun 21 ribu,” tuturnya.

Tak berbeda, industri kulit dan barang dari kulit, serta alas kaki juga mengalami penurunan yakni sekitar 6% sejak Januari 2023 sampai Desember 2023. Hanya saja, kata dia, sektor ini lebih baik karena jumlah kepesertaan kembali menanjak dalam 4 bulan terakhir.

“Sektor kulit, barang dari kulit dan alas kaki sedikit lebih baik karena di 4 bulan terakhir grafiknya mulai naik. Kalau dari Januari 2023 sampai Desember masih turun 6%, 4 bulan terakhir ini mulai meningkat kurang lebih 3%,” pungkasnya.

Dalam catatan detikcom, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengatakan sejak Januari hingga awal Juni 2024 ini, setidaknya terdapat 10 perusahaan yang telah melakukan PHK massal. Enam di antaranya karena penutupan pabrik, sedangkan empat sisanya karena efisiensi jumlah pegawai.

Total karyawan yang ter-PHK dari 10 perusahaan itu setidaknya ada 13.800an orang. Namun menurutnya jumlah ini mungkin lebih sedikit daripada kondisi di lapangan, mengingat tidak semua perusahaan mau terbuka atas langkah PHK massal ini.

Simak juga Video ‘Prediksi Pakar Terkait Sektor yang Bakal Terkena Gelombang PHK’:

[Gambas:Video 20detik]

(ily/rrd)

Membagikan
Exit mobile version