Kamis, Juli 4

Jakarta

Menjaga kesehatan jantung merupakan faktor penting bagi seseorang, baik atlet maupun non-atlet. Sebab, jantung yang sehat tandanya seseorang dapat menjalani kehidupan yang aktif dan berkualitas. Pemeriksaan terkait kesehatan jantung atau skrining jantung adalah salah satu cara untuk memahami kesehatan jantung secara mendalam.

Adapun skrining jantung bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan adanya penyakit atau gangguan pada jantung, sehingga mencegah risiko terjadinya henti jantung saat berolahraga.

Terkait henti jantung, baru-baru ini pebulutangkis muda asal China, Zhang Zhi Jie meninggal dunia akibat kondisi tersebut saat mengikuti ajang Badminton Asia Junior Championships 2024 di Yogyakarta, Minggu (30/6/2024).


Menurut dokter jantung penyebab terjadinya henti jantung pada atlet kerap kali dipicu gangguan irama jantung atau aritmia. Kondisi ini terjadi karena jantung dipacu dengan sangat intens saat berolahraga. Sementara untuk non-atlet, henti jantung biasanya disebabkan karena penyakit jantung koroner.

Karenanya, spesialis jantung dr Vito A Damay, SpJP(K) mengatakan pentingnya menjalani skrining jantung baik untuk atlet dan non-atlet untuk mengetahui kondisi jantung.

“Melalui tes seperti EKG (elektrokardiogram), echocardiogram, dan tes stres jantung. Masalah dapat diidentifikasi dan ditangani sebelum menyebabkan henti jantung, meningkatkan keselamatan dan kesehatan jangka panjang mereka,” katanya saat dihubungi detikcom, Senin (1/7/2024).

Skrining Jantung

Lantas, apa saja skrining jantung yang perlu diketahui? Berikut penjelasannya.

1. Tes Darah

Dikutip dari Kemenkes RI, tes darah adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang paling dasar untuk dilakukan. Tes ini memberikan informasi tentang berbagai faktor, termasuk kadar kolesterol, lipid, gula darah, dan enzim jantung.

  • Kolesterol: Tes kolesterol adalah pemeriksaan darah yang mengukur kadar kolesterol total dalam darah. Kolesterol merupakan lemak yang dibutuhkan oleh tubuh untuk fungsi normal, namun kadar kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Tes kolesterol juga mencakup pengukuran kadar lipoprotein, yaitu LDL (Low-Density Lipoprotein) dan HDL (High-Density Lipoprotein).
  • LDL (Low-Density Lipoprotein): LDL sering disebut sebagai “kolesterol jahat” karena dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Pengukuran LDL membantu memperkirakan tingkat risiko untuk mengalami penyakit jantung.
  • HDL (High-Density Lipoprotein): HDL sering disebut sebagai “kolesterol baik” karena membantu mengangkut kolesterol dari arteri kembali ke hati untuk diolah dan dikeluarkan dari tubuh. Tingkat HDL yang tinggi cenderung melindungi terhadap penyakit jantung.
  • Glukosa Darah: Tes glukosa darah mengukur kadar gula (glukosa) dalam darah. Peningkatan kadar glukosa darah dapat menunjukkan adanya diabetes, yang merupakan faktor risiko penting untuk penyakit jantung. Kadar glukosa darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan mempengaruhi fungsi jantung.
  • Trigliserida: Trigliserida adalah jenis lemak yang ditemukan dalam darah. Tingkat trigliserida yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Peningkatan trigliserida sering terkait dengan faktor risiko lainnya, seperti obesitas, diabetes, dan konsumsi alkohol yang berlebihan.
  • CK (Creatine Kinase) : CK adalah enzim yang terdapat dalam sel-sel otot, termasuk otot jantung. Tes CK mengukur kadar enzim ini dalam darah. Peningkatan kadar CK dalam darah dapat menunjukkan adanya kerusakan pada jantung atau otot lainnya, seperti pada serangan jantung atau cedera otot.
  • CK-MB (Creatine Kinase-Myocardial Band): CK-MB adalah bentuk spesifik dari enzim CK yang ditemukan secara khusus dalam jaringan otot jantung. Tes CK-MB mengukur kadar enzim ini dalam darah Anda. Peningkatan signifikan dalam kadar CK-MB dapat menjadi indikasi kerusakan jaringan otot jantung, terutama pada kasus serangan jantung.

2. Elektrokardiogram (EKG)

Elektrokardiogram atau EKG adalah pemeriksaan yang digunakan untuk memeriksa aktivitas listrik jantung. Pemeriksaan ini sederhana dan tidak menyakitkan. Pemeriksaan ini melibatkan pemasangan elektroda pada dada, lengan, dan kaki pasien yang akan merekam sinyal listrik yang dihasilkan oleh jantung.

EKG membantu mendeteksi detak jantung yang tidak normal atau gangguan irama jantung. Selain itu, dapat pula membantu dalam mendeteksi tanda-tanda serangan jantung. EKG sering digunakan sebagai pemeriksaan awal untuk mengevaluasi fungsi jantung.

3. Treadmill Test

Treadmill test adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat bagaimana jantung menangani beban kerja. Pada saat tubuh bekerja keras untuk melakukan tes tersebut, jantung harus memompa darah lebih banyak dan lebih cepat untuk menghantarkan oksigen yang ada di dalam darah ke seluruh tubuh.

Saat beban kerja jantung meningkat, dokter dapat menilai jika pasokan darah ke otot jantung mengalami gangguan akibat penyumbatan pembuluh darah jantung atau dikenal dengan nama Penyakit Jantung Koroner (PJK). Selain itu, melalui treadmill test dokter juga dapat menilai jenis dan tingkat aktivitas fisik yang cocok untuk pasien tertentu.

Beberapa kondisi yang direkomendasikan dokter untuk melakukan treadmill test adalah sebagai berikut:

  • Keluhan nyeri dada yang kemungkinan disebabkan oleh jantung
  • Menentukan tingkat aktivitas fisik yang aman dan optimal, terutama untuk pasien yang hendak menjalani program rehabilitasi jantung
  • Melakukan evaluasi terhadap pengobatan atau prosedur yang diberikan pada pasien dengan PJK.

4. Ekokardiografi

Ekokardiografi merupakan alat bantu pemeriksaan jantung yang dapat memberikan informasi mengenai fungsi dan struktur jantung.

Dokter dapat melihat gambaran ruang-ruang jantung, katup- katup jantung begitupun fungsinya saat melakukan ekokardiografi, sehingga dapat merencanakan terapi atau advice kepada pasien. Alat ekokardiografi menggunakan prinsip ultrasound dalam bekerja.

5. CT Calcium Score

Dikutip dari Cleveland Clinic, CT Calcium Score adalah pemindaian CT (computed tomography) untuk melihat berapa banyak kalsium yang ada di arteri koroner pasien. Kalsium di arteri jantung dapat memberitahu jika pasien memiliki penumpukan zat berlemak (plak) yang dapat mempersempit atau menyumbatnya.

6. CT Angiogram

Computed tomography (CT) adalah tes pencitraan untuk melihat pembuluh darah dan jaringan pasien. Ini menggunakan suntikan pewarna kontras dan sinar-X khusus. Seringkali, penyedia layanan kesehatan menggunakan tes ini untuk memeriksa kondisi jantung.

(suc/up)

Membagikan
Exit mobile version