Jumat, November 15


Jakarta

Corak keberagamaan yang inklusif dan moderat terus ditekankan oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. Hal ini terlihat di antaranya dengan memperkuat peranan guru rohani semua agama dengan memberikan insentif tahunan.

“Mohon jangan dilihat nominalnya, tapi ini adalah bentuk komitmen Pemkab Banyuwangi untuk memajukan pendidikan agama di daerah ini,” ungkapnya seperti dalam keterangan tertulis, Rabu (31/7/2024).

Guru agama yang menerima insentif kali ini adalah para pengajar di lembaga-lembaga pendidikan non-formal keagamaan. Seperti sekolah minggu di gereja dan sebagainya. Sasarannya meliputi agama Hindu, Budha, Kristen, Katolik dan Konghucu.


“Selama ini, Pemkab Banyuwangi telah menyalurkan insentif bagi guru ngaji (Islam). Kali ini, kita perluas kepada guru-guru dari agama lainnya,” terang Ipuk saat penyaluran insentif guru agama di Pendopo Shaba Swagata Blambangan, Selasa (30/7).

Dengan penambahan insentif tersebut, imbuh Ipuk, akan memberikan stimulus semangat untuk memperkuat kerohanian dan spiritualitas di kalangan anak-anak yang menempuh pendidikan.

“Kita semua ingin anak-anak Banyuwangi bukan hanya jago sains, tapi juga memiliki pengetahuan agama yang mumpuni serta mewarisi semangat kebudayaan lokal. Kami juga mengingatkan pentingnya pemahaman agama yang moderat untuk diajarkan kepada anak-anak kita. Sehingga bisa turut berkolaborasi bersama menjaga keutuhan daerah kelak,” paparnya.

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Banyuwangi yang mengkoordinasi penyaluran itu menyebutkan tahun ini ada 200 guru agama yang menerima. Masing-masing mendapatkan Rp700 ribu.

“Semoga di tahun mendatang jumlah penerima bisa terus bertambah,” harap Ketua FKUB Nur Chozin.

(akd/akd)

Membagikan
Exit mobile version