![](https://i0.wp.com/awsimages.detik.net.id/api/wm/2024/12/09/ugc-dtravelers-detiktravel-15_169.jpeg?wid=54&w=650&v=1&t=jpeg&w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Perjalanan ziarah kali ini menuju ke Indramayu, Jawa Barat. Mari melihat sungai Cimanuk yang ikonik dan membawa pulang oleh-oleh mangga yang teramat manis.
Sore itu, dengan semangat yang membuncah, saya bersama dua rekan memulai perjalanan menuju Indramayu, sebuah kota yang dikenal dengan sejarah, keindahan alam, dan kekayaan kulinernya.
Dari Jakarta, kami memilih jalur tol untuk menghemat waktu dan menikmati perjalanan yang lebih nyaman. Langit mulai gelap ketika kami keluar dari tol menuju Indramayu.
Udara malam yang sejuk menyambut kami di kota yang penuh cerita ini. Tak ingin langsung menuju tujuan, kami memutuskan untuk berhenti sejenak di sebuah warung kopi.
Dengan secangkir kopi panas di tangan, obrolan kami mengalir hangat, membahas rencana perjalanan dan mengenang momen-momen lucu selama di jalan.
Malam semakin larut, namun suasana penuh keakraban itu membuat kami lupa waktu. Perjalanan kami berlanjut melewati jalanan yang diapit hutan dan pesawahan. Aroma tanah basah bercampur dengan angin malam menciptakan suasana yang tenang namun penuh misteri.
Dalam gelap, kami bertemu dengan seorang pria paruh baya yang tampak ramah. Setelah berbincang singkat, ia memberi kami petunjuk menuju makam Raden Bagus Arya Wiralodra, pendiri Indramayu.
Raden Bagus Arya Wiralodra adalah tokoh legendaris yang mendirikan Indramayu pada abad ke-16. Menurut sejarah, beliau dikenal sebagai seorang pemimpin bijaksana yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
Ziarah ke makamnya di malam hari memberikan nuansa spiritual yang mendalam. Kami merenung, berdoa, dan mencoba menyerap kebijaksanaan yang pernah ditinggalkannya.
Setelah ziarah, kami melanjutkan perjalanan ke pinggiran Sungai Cimanuk, tepatnya di Margadadi. Sungai ini adalah salah satu ikon Indramayu, tempat yang kaya akan cerita masa lalu.
Di sana, kami menikmati makan malam sederhana namun lezat sambil menyeruput kopi hangat. Obrolan kami kembali bergulir, kali ini membahas keindahan dan keunikan Indramayu.
Beberapa foto berhasil kami abadikan sebagai kenang-kenangan. Larut malam, kami memutuskan untuk beristirahat di sebuah penginapan yang nyaman.
Tubuh yang lelah akhirnya menemukan tempat untuk bersandar. Tidur malam itu terasa begitu nyenyak, dengan pikiran yang dipenuhi harapan untuk eksplorasi keesokan harinya.
Siang harinya, kami mengunjungi salah satu pantai dan pelabuhan di Indramayu. Angin laut yang sejuk, deburan ombak, dan pemandangan perahu nelayan menciptakan suasana yang damai.
Kami duduk di pinggir pantai, menikmati kopi, dan bercanda tawa. Rasa penasaran kami terhadap pantai Indramayu terjawab sudah.
Setelah puas menikmati suasana pantai, kami mencari oleh-oleh khas Indramayu. Pilihan kami jatuh pada ikan jambal roti, salah satu hasil laut unggulan daerah ini. Aroma khasnya membuat kami tak sabar untuk membawanya pulang.
Pedagang setempat dengan ramah menjelaskan cara terbaik mengolah ikan ini untuk menjaga kelezatannya. Dalam perjalanan pulang, kami bertemu dengan seorang penjaga pusaka Indramayu.
Ia adalah sosok yang sangat mencintai budaya dan sejarah daerahnya. Dengan penuh semangat, ia bercerita tentang beragam pusaka, mulai dari keris hingga benda-benda bersejarah lainnya.
Pertemuan ini menjadi salah satu momen berharga dalam perjalanan kami. Karena sedang musim mangga, kami tak melewatkan kesempatan untuk memborong buah khas Indramayu. Dari mangga arumanis yang harum hingga mangga manis legit, semua tersedia.
Pedagang yang ramah bahkan mengizinkan kami mencicipi beberapa buah hingga perut terasa penuh. Tak tanggung-tanggung, kami membawa pulang lebih dari 20 kilogram mangga untuk dibagi-bagikan.
Sebelum meninggalkan Indramayu, kami menyempatkan diri menikmati makan siang dengan menu khas daerah ini. Perjalanan pulang ke Jakarta terasa menyenangkan, meski perut kenyang dan mobil penuh oleh-oleh.
Indramayu meninggalkan kesan mendalam, baik dari segi keindahan alam, kelezatan kuliner, maupun keramahan warganya.
Perjalanan singkat ini menjadi pengingat bahwa terkadang, kebahagiaan terletak pada hal-hal sederhana: secangkir kopi, obrolan hangat, dan kenangan bersama orang-orang terdekat.
Indramayu, kami pasti akan kembali!