Selasa, November 5


Jakarta

Proyek pembangunan Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta yang menelan biaya Rp 14 triliun ditolak Menteri BUMN Erick Thohir. Dia mengatakan, setelah dilakukan kajian, pembangunan terminal ini dinilai tidak perlu.

Munculnya rencana pembangunan terminal tersebut pada 2020 yang merupakan arahan langsung dari Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Pembangunan terminal tersebut dilakukan untuk mendukung kapasitas penumpang bandara.

“Tadi saya tanyakan lagi (AP II) karena sudah pernah saya perintahkan setahun yang lalu, untuk membangun segera lagi terminal yang ke-4,” kata Jokowi di Bandara Soetta, Tangerang, Kamis (23/1/2020) lalu.


Kala itu PT Angkasa Pura II (Persero) yang masih dipimpin Muhammad Awaluddin mengatakan proyek tersebut akan mulai dibangun pada 2021. Awaluddin mengklaim Terminal 4 Bandara Soetta yang akan menelan biaya Rp 12-14 triliun dan menjadi terminal terbesar di Indonesia.

Terminal ini disebut akan berdiri di atas lahan seluas 120 hektare (ha) dengan kapasitas mencapai 45 juta penumpang per tahun. Pembangunan konstruksi diperkirakan bisa selesai akhir 2023 dan bisa langsung dioperasikan atau dioperasikan bertahap.

Proyek tersebut pun molor pembangunannya. Sampai akhir jajaran direksi AP II juga dirombak oleh Erick Thohir, belum juga ada titik terang akan proyek tersebut. Kini Direktur Utama Angkasa Pura II diduduki oleh Wendo Asrul Rose.

Kini, Erick Thohir memastikan pembangunan Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) batal. Hal ini diungkapkan oleh Erick dalam rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, hari ini.

“Kan memang kita harus pastikan seluruh proyek itu efisien, tolak ukurnya jelas, bukan pemborosan. Makanya Terminal 4 kita putuskan dibatalkan ya,” kata Erick di DPR Jakarta, Senin (4/11/2024).

Hal itu bukan berarti penambahan kapasitas untuk penumpang tidak dilakukan. Dia mengatakan, dengan anggaran Rp 1 triliun untuk pengembangan Terminal 1, 2 dan 3, penambahan kapasitas bisa dilakukan.

“Tetapi bukan berarti penambahan kapasitas penumpang kita tidak lakukan. Ternyata dengan biaya hanya Rp 1 triliun, bukan Rp 14 triliun, Terminal 1, 2, 3 ini kita bisa maksimalkan dengan memperbaiki daripada jalur, juga space-space atau ruang-ruangan yang tadinya mungkin bisa dimaksimalkan, itu kita coba lakukan,” papar Erick.

(ada/ara)

Membagikan
Exit mobile version