Kamis, Februari 13

Jakarta

Kecepatan internet Indonesia dibandingkan negara tetangga di kawasan Asia Tenggara masih tertinggal, baik koneksi mobile maupun fixed broadband. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mencoba untuk menggapai mimpi 100 Mbps.

Mengacu laporan Ookla melalui Speedtest Global Index untuk edisi Desember 2024, kategori internet mobile, Indonesia berada di peringkat ke-86 dari 110 negara di dunia.

Jika dipersempit sampai di ASEAN, Indonesia ada di posisi buncit dengan kecepatan internet mobile rata-rata 28,80 Mbps. Ookla menyebutkan bahwa kecepatan internet Indonesia itu membuatnya naik satu posisi, tapi di sisi lain, Kamboja yang sebelumnya di bawah Indonesia kini jauh lebih kencang dan berada di atas.


Peringkat Kecepatan Internet Mobile Negara di Asia Tenggara:

  1. Singapura 129,13 Mbps (peringkat 15)
  2. Malaysia 105,36 Mbps (peringkat 20)
  3. Vietnam 86,96 Mbps (peringkat 37)
  4. Thailand 65,47 Mbps (peringkat 46)
  5. Laos 36,64 Mbps (peringkat 75)
  6. Filipina 36,36 Mbps (peringkat 77)
  7. Kamboja 32,27 Mbps (peringkat 82)
  8. Indonesia 28,80 Mbps (peringkat 86).

Beralih ke kategori fixed broadband, posisi Indonesia pun tak lebih baik. Indonesia ada di ranking ke-121 dari 154 negara di dunia atau turun tiga urutan dari bulan sebelumnya. Indonesia pun hanya unggul dari Myanmar.

Kecepatan internet fixed broadband Indonesia menyentuh 32,07 Mbps. Jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, Singapura masih berada di tahta tertinggi internet fixed broadband. Berikut adalah urutan kecepatan internet fixed broadband negara-negara Asia Tenggara.

Peringkat Kecepatan Internet Fixed Broadband Negara di Asia Tenggara:

  1. Singapura 330,98 Mbps (peringkat 1)
  2. Thailand 235,86 Mbps (peringkat 12)
  3. Vietnam 159,32 Mbps (peringkat 35)
  4. Malaysia 118,63 Mbps (peringkat 45)
  5. Filipina 93,76 Mbps (peringkat 58)
  6. Brunei Darussalam 76,60 Mbps (peringkat 83)
  7. Kamboja 46,14 Mbps (peringkat 108)
  8. Laos 40,06 Mbps (peringkat 114)
  9. Indonesia 32,07 Mbps (peringkat 121)
  10. Myanmar 28,94 Mbps (peringkat 124)

Melihat kondisi kecepatan internet Indonesia yang lambat itu membuat Komdigi berniat untuk melakukan lelang frekuensi 1,4 GHz dengan lebar pita 80 MHz pada kuartal pertama 2025. Spektrum ini akan dialokasikan untuk penggunaan broadband wireless access (BWA) atau layanan internet cepat tetap nirkabel.

“Kita berharap di dalam nanti kita minta harga internet murah, tapi juga menjaga kualitasnya ya. Jadi, kualitasnya berharap itu dengan tarif yang murah bisa minimal 100 Mbps,” ujar Dirjen Infrastruktru Digital Kementerian Komdigi Wayan Toni Supriyanto di Jakarta, Selasa (5/2).

Adapun terkait perkiraan tarif internet tetap yang diharapkan terjadi usai lelang frekuensi 1,4 GHz itu berkisar antara Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribuan.

Lelang frekuensi 1,4 GHz diutamakan Komdigi untuk meningkatkan kecepatan internet fixed broadband lebih dari 100 Mbps. Meski terbilang ekosistem di spektrum tersebut masih rendah, Komdigi menyakini ini langkah awal untuk menciptakan internet cepat sekaligus murah.

Sementara itu, Plt Direktur Penataan Spektrum Frekuensi Radio, Orbit Satelit dan Standardisasi Infrastruktur Digital, Kementerian Komdigi, menyebutkan pemerintah menargetkan ada tiga band lainnya yang akan juga dilelang, yakni 700 MHz, 2,6 GHz, dan 26 GHz.

Dengan spektrum frekuensi yang dilepas Komdigi itu, penyelenggara telekomunikasi dapat memanfaatkan untuk menghadirkan layanan internet cepat dan murah. Sekaligus juga untuk ekspansi akses yang kian merata.

(agt/rns)

Membagikan
Exit mobile version