Minggu, Desember 1


Jakarta

Investigasi dari penerbangan yang mengalami penurunan kadar oksigen telah diumumkan. Penyebabnya karena teknisi lupa menyalakan saklar yang mengatur tekanan udara di kabin.

Dilansir dari CNN, Sabtu (30/11/2024) laporan resmi ini menuliskan insiden tahun lalu, bahwa 193 orang di dalam pesawat Tui Airways dari Bandara Manchester di Inggris Raya ke Kos di Yunani terkena risiko hipoksia. Peringatan ketinggian kabin diaktifkan di Boeing 737-8K5 pada 17 Oktober 2023 saat pesawat terbang di atas Lincolnshire di Inggris timur.

Pesawat kembali ke Manchester dan tidak ada korban luka. Tetapi laporan dari Cabang Investigasi Kecelakaan Udara (AAIB) mengatakan bahwa mereka yang berada di dalam pesawat kemungkinan berisiko mengalami penurunan kadar oksigen selama insiden tersebut.


Investigasi mengungkapkan bahwa sakelar yang mengatur tekanan udara di dalam pesawat, yang dikenal sebagai ‘sakelar bleed air’ dimatikan selama pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan pada sistem pendingin udara sebelum lepas landas. Kesalahan ini tidak terdeteksi oleh kru dalam tindakan keselamatan pra-penerbangan mereka.

Salah satu teknisi yang melakukan pekerjaan perawatan itu mengatakan, bahwa ia yakin sakelar-sakelar itu telah dikembalikan ke posisi semula setelah memeriksa sistem pendingin udara jet itu. Teknisi kedua gagal menyadari bahwa sakelar-sakelar itu, pada kenyataannya, dalam posisi mati.

Kelalaian itu juga tidak terdeteksi oleh pilot, baik sebelum lepas landas maupun selama pemeriksaan setelah lepas landas.

Begitu kesalahan itu muncul, pilot-pilot itu menyalakan kembali sakelar-sakelar itu. Namun awak pesawat gagal mengambil tindakan lain yang ditetapkan dalam Buku Pegangan Reaksi Cepat (QRH) sebagai tanggapan atas peringatan itu, termasuk mengenakan masker oksigen.

Namun tindakan itu ternyata tidaklah cukup.

“Namun, mengenakan masker oksigen sebagai tindakan cepat akan memberikan kedua pilot itu perlindungan langsung dari risiko hipoksia apa pun, dan memungkinkan mereka untuk mengklarifikasi situasi dengan risiko tertinggi yang disingkirkan,” kata laporan itu.

Setelah sakelar dinyalakan kembali, pesawat terus menanjak, tetapi tanda peringatan tetap menyala selama 43 menit. Akhirnya, pilot berkonsultasi dengan tim perawatan Tui di Bandara Manchester dan membuat keputusan untuk kembali ke Manchester.

Info nih untuk traveler, hipoksia serebral yang terjadi ketika otak kekurangan oksigen dapat terjadi jika pesawat mencapai ketinggian yang terlalu tinggi atau jika terjadi kehilangan tekanan kabin. Hal ini juga dapat disebabkan oleh keracunan karbon monoksida atau menghirup terlalu banyak asap dari api.

(sym/sym)

Membagikan
Exit mobile version