Rabu, September 25


Jakarta

Singapore Airlines (SIA) mengalami turbulensi pada Mei 2024. Salah satu penumpang dilaporkan lumpuh dan kini meminta kompensasi lebih.

Dilansir dari 9News pada Selasa (24/9/2024), penerbangan SQ321 dengan rute Inggris menuju Australia itu mendarat darurat di Bangkok. Seorang penumpang pria bernama Geoff Kitchen tewas akibat serangan jantung selama turbulensi pesawat tersebut.

Penumpang lain mengalami luka-luka. Termasuk Kerry Jordan.


Saat turbulensi itu, Jordan dan sang suami, Keith Davis, terlempar dari tempat duduk mereka. Mereka mengira kalau saat itu hidup mereka telah berakhir.

“Saya ingat mendengar seorang pria bertanya kepada saya, ‘Bisakah kamu merasakan kakimu?’ Dan kenyataan yang saya dapatkan adalah ‘Tidak, tidak bisa merasakan, ya, tidak bisa merasakan itu’,” kata Jordan.

Turbulensi itu mengubah hidupnya. Empat bulan berlalu, namun Jordan belum bisa menggerakkan bagian tubuh dari dada ke bawah. Dia harus hidup dengan menggunakan kursi roda seumur hidupnya.

Jordan masih tinggal di rumah sakit dan terus melakukan pemulihan yang panjang.

Tak terima dengan derita itu, pasangan tersebut menggaet dengan mantan senator dan pengacara Nick Xenophon. Mereka bekerja sama menuntut kompensasi yang lebih baik. Akibat turbulensi itu SIA memberikan USD 75.000 atau Rp 1 miliar.

“Singapore Airlines adalah maskapai yang tahun lalu menghasilkan laba mendekati USD 3 miliar,” katanya.

Davis kecewa dengan kompensasi itu, seakan SIA lepas tangan atas kejadian yang menimpa mereka. Padahal, Jordan masih harus menjalani perawatan sampai waktu yang tidak ditentukan.

“Mereka perlu menjelaskan mengapa mereka tidak akan melakukan segala yang mungkin untuk memastikan bahwa Jordan dirawat selama sisa hidupnya,” dia menambahkan.

Usai turbulensi, manajemen SIA menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penumpang atas insiden pada 20 Mei 2024 itu. SIA mengirimkan tawaran kompensasi kepada penumpang pada 10 Juni 2024.

“Bagi penumpang yang mengalami cedera ringan akibat insiden tersebut, kami telah menawarkan kompensasi sebesar USD 10.000. Bagi mereka yang mengalami cedera lebih serius akibat insiden tersebut, kami telah mengundang mereka untuk membahas tawaran kompensasi yang sesuai dengan masing-masing keadaan khusus mereka saat mereka merasa sehat dan siap untuk melakukannya,” dalam keterangan dari situs maskapai.

“Penumpang yang dinilai secara medis mengalami cedera serius, memerlukan perawatan medis jangka panjang, dan meminta bantuan keuangan ditawarkan pembayaran di muka sebesar USD 25.000 untuk memenuhi kebutuhan mendesak mereka. Ini akan menjadi bagian dari kompensasi akhir yang akan diterima penumpang tersebut,” keterangan SIA.

“Selain hal-hal di atas, SIA akan memberikan pengembalian dana penuh atas biaya tiket pesawat kepada semua penumpang yang melakukan perjalanan dengan SQ321 pada tanggal 20 Mei 2024, termasuk mereka yang tidak mengalami cedera apa pun. Semua penumpang juga akan menerima kompensasi keterlambatan sesuai dengan peraturan Uni Eropa atau Inggris Raya yang relevan,” keterangan ditambahkan.

“Kami memberikan semua penumpang masing-masing SGD 1.000 untuk memenuhi biaya langsung mereka saat berangkat dari Bangkok. SIA juga telah menanggung biaya medis penumpang yang cedera, dan mengatur agar anggota keluarga dan orang-orang terkasih mereka dapat terbang ke Bangkok jika diminta,” keterangan SIA.

(bnl/fem)

Membagikan
Exit mobile version