Minggu, November 24

Jakarta

Buat pelaku judi online, berencana tobat (semoga), ini adalah langkah baik pertama yang bisa kamu coba. Ada penelitian yang butuh informasi kamu untuk memetakan masalah judol di Indonesia.

Masalah judi online tak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Karena itu, Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Marzoeki Mahdi ikut turun tangan, mengadakan penelitian tentang isu judol di Indonesia. Studi ini dilakukan bersama-sama dengan Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.

“Permasalahan judi online memang ibarat gunung es, yang terlihat dipermukaan sedikit, namun aslinya jauh lebih banyak. Dunia digital makin memudahkan seseorang terjerumus ke dalam judi online, dan seringkali orang tidak sadar jika masalah sudah muncul, tidak sadar jika perilakunya berubah, mulai sadar saat terjerat hutang,” kata dr Hari Nugroho ketua tim penelitian kepada detikINET, Kamis (21/11/2024).


“Ini menjadi berbahaya, dunia digital mestinya mencerahkan dan memudahkan untuk berbuat positif, bukan terjerumus pada hal negatif yang menyebabkan kerusakan,” tambahnya.

Sejumlah hal menjadi dasar ide penelitian ini. Pertama, peneliti ingin mencari validasi dari tool screening judi online baru yang disebut Online Problem Gambling Behavior Index. Alat ini dikembangkan oleh Professor Mark Griffiths dari Nothingham Trent University.

“Tool baru ini lebih mencari gambaran perilaku selama main judi onlinenya, jadi melengkapi tool lain seperti PGSI yang divalidasi RSCM yang lebih melihat ke dampak judi (tidak spesifik judi online),” jabarnya.

Kemudian, peneliti berharap dapat melihat prevalensi judi online di Indonesia dengan riil data. Pada akhirnya, data tersebut dapat dibuat model intervensi yang lebih tepat sasaran, sehingga berujung pada rekomendasi kebijakan.

“Sudah saatnya merumuskan strategi komprehensif, dari segi promotif preventif, terapi dan rehabilitasi, tidak hanya menggunakan pendekatan moral semata atau hanya hukum semata,” tegas laki-laki yang menempuh pendidikan di King’s College London itu.

Target dari responden penelitian ini adalah 4.000 orang, namun bila lebih dari itu akan semakin baik. Sekarang, data yang masuk baru 10% dari kebutuhan riset.

Nah, buat kamu yang sudah tobat dan ingin membantu menyelesaikan masalah judi online, kamu bisa menjadi responden studi ini.

Kriteria responden penelitian judi online di Indonesia:

  1. Berusia minimal 15 tahun
  2. Melakukan judi online dalam 12 bulan terakhir
  3. Dapat membaca
  4. Tidak mengalami gangguan yang menyebabkan tidak memahami pertanyaan-pertanyaan dalam survei
  5. Bersedia untuk menjadi responden penelitian ini.

Klik link INI untuk menjadi salah satu responden penelitian. Ayo, sama-sama perangi judi online! Jangan sampai mental kamu atau orang sekitar malah rusak karena kecanduan mesin yang jelas-jelas nggak akan bikin kamu kaya.

(ask/ask)

Membagikan
Exit mobile version