Senin, Maret 3

Jakarta

Keterlibatan mendalam Elon Musk dalam politik mungkin membebani kinerja penjualan Tesla di Eropa. Harga saham perusahaan mobil listrik itu pun merosot.

Penjualan kendaraan listrik Tesla turun di seluruh Eropa pada bulan Januari, yang menunjukkan intervensi politik CEO Elon Musk mungkin telah membuat pembeli Eropa menjauh. Saham produsen yang berbasis di Amereka Serikat itu anjlok 8,4% dan nilai pasarnya turun di bawah USD 1 triliun.

Saham Tesla sudah turun 22% di 2025,dan turun 37% setelah mencapai puncak di 17 Desember 2024. Menurut Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA), Tesla menjual 9.945 mobil di Eropa bulan Januari, turun 45% dari periode yang sama tahun lalu, bahkan saat penjualan kendaraan listrik secara keseluruhan naik 37%.


Dikutip detikINET dari Euro News, pada tahun 2024, penjualan mobil Tesla turun 13% di seluruh negara Uni Eropa. Penurunan terbesar terlihat di Jerman, anjlok 41%. Pangsa pasar Tesla di Eropa turun menjadi 1% dari 1,8%

Pendaftaran mobil Tesla anjlok 63% jadi 1.141 mobil pada bulan Januari di Prancis, paling sedikit sejak Agustus 2022. Penjualan bulanan di Jerman turun menjadi 1.277, terendah sejak Juli 2021. Untuk pertama kali, Tesla bulan lalu juga menjual lebih sedikit mobil di Inggris dari pesaingnya BYD asal China.

Elon Musk, pendukung utama Presiden AS Donald Trump, banyak mengomentari politik Eropa. Ia mendukung partai sayap kanan Jerman, Alternative for Germany (AfD), dengan mengutip bahwa hanya AfD dapat menyelamatkan Jerman”. Ia mengucap selamat ke salah satu pemimpin partai Alice Weidel atas suksesnya dalam pemilu.

Musk juga mengkritik PM Inggris Keir Starmer dan politisi lain atas skandal pelecehan anak di Rotherham. Selain itu, hubungan dekat Musk dengan Trump juga bikin antipati. Trump memulai perundingan damai Ukraina dan Rusia tanpa melibatkan pemimpin Eropa, di samping ancaman tarif yang menyebabkan ketidaksenangan di antara negara-negara anggota.

Kontroversinya berpotensi memengaruhi penurunan penjualan Tesla di Eropa, meski belum jelas seberapa besar. Melemahnya permintaan dan meningkatnya persaingan juga menghambat pertumbuhan Tesla sejak akhir 2023. Inflasi tinggi dan ekonomi stagnan menurunkan permintaan di pasar kendaraan listrik tahun 2023 dan 2024.

Sementara itu pesaingnya dari BYD terus mengambil alih pangsa pasar Tesla. Awal bulan ini, BYD mengumumkan akan bermitra dengan DeepSeek untuk mengembangkan teknologi otonomnya. Berita tersebut membuat pemegang saham Tesla gelisah, yang memicu aksi jual tajam pada sahamnya.

(fyk/afr)

Membagikan
Exit mobile version