Minggu, September 22


Jakarta

Penjualan mobil listrik di Eropa khususnya di Jerman tengah mengalami penurunan, bahkan diprediksi mobil listrik mulai hilang pamor di benua biru tersebut.

Terlebih produsen mobil asal China juga tengah serius memasuki pasar Eropa dengan menawarkan harga terbaik, yang bisa mengganggu jalan brand otomotif lainnya. Lalu bagaimana BMW menghadapinya ya?

Director of Communications BMW Group Indonesia, Jodie O’tania, memberikan pendapatnya dan memastikan BMW telah memiliki rencana jangka panjang untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan konsumen mereka. Tidak lupa, strategi yang tepat menjadi jawaban untuk bisa bertahan dalam menghadapi tantangan.


“Kami akan bilang bahwa BMW telah berusia 108 tahun, dan kita sudah melewati banyak sekali krisis, kompetisi, bisa kita katakan kompetisi tidak selalu negatif. Jadi dengan adanya kompetisi ini juga mendorong BMW untuk menghasilkan produk yang lebih kreatif lagi. Dan melahirkan apa sih yang membedakan brand BMW dan brand otomotif lainnya,”Jodie menambahkan.

Jodie menambahkan jika bicara soal brand, lanjut Jodie. Hal itu tidak hanya bicara soal produk, melainkan berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh brand tersebut.

BMW i7 Foto: M Luthfi Andika

“Saat kita bicara kalau brand, itu bukan hanya produknya, tapi itu benar-benar apa yang dirasakan pelanggannya. Bahkan saat masuk ke dalam mobil BMW ada wanginya tersendiri itu sebuah brand. Jadi brand itu tidak bisa digantikan begitu saja, saat ada brand lainnya. Brand itu sudah menemai pelanggannya sudah lama. Selain itu kita sudah memiliki planning jangka panjang,” kata Jodie.

Lalu apakah prinsipal BMW akan menambah kuota penjualan mobil listrik di Indonesia?

“Tidak semerta-merta seperti itu, suplai untuk Indonesia masih aman (tidak akan kebanjiran produk di Indonesia),” tutup Jodie.

(lth/din)

Membagikan
Exit mobile version