Senin, September 30


Jakarta

Penjualan mobil listrik baru di Uni Eropa menurun 12% pada bulan Mei dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan penurunan terbesar terjadi di Jerman yang mencapai 30%, menurut data dari badan industri otomotif Eropa yang dirilis pada hari Kamis kemarin.

Dikutip dari laman Reuters, Jerman yang merupakan pasar kendaraan listrik (EV) terbesar di Uni Eropa, mengakhiri subsidi untuk pembelian EV lebih cepat pada bulan Desember 2023 kemarin sebagai bagian dari kesepakatan anggaran tahun 2024 yang diselesaikan pada menit-menit terakhir.

Kini, penjualan EV di Jerman mengalami penurunan sebesar 16% tahun ini, menurut Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA).


Secara keseluruhan, penjualan mobil baru di Uni Eropa turun 3% pada bulan Mei dibandingkan dengan tahun sebelumnya, penurunan kedua tahun ini, dan turun 2,6% di wilayah yang lebih luas termasuk Inggris dan EFTA, menurut ACEA.

Permintaan EV di Eropa telah mendingin dalam beberapa bulan terakhir setelah beberapa tahun mengalami kenaikan yang kuat, sementara persaingan untuk memproduksi model yang lebih terjangkau semakin meningkat.

Penurunan penjualan mobil listrik di Eropa pada Mei 2024. Foto: doc. Reuters

Sementara itu, sebagai upaya untuk melindungi produsen mobil lokal dari persaingan yang ketat dengan impor mobil listrik (EV) murah, Komisi Eropa mengumumkan pekan lalu bahwa mereka akan menerapkan tarif sementara hingga 38,1% pada EV yang diproduksi di China, yang akan mulai berlaku pada bulan Juli mendatang.

Kelompok kampanye Eropa Transport & Environment (T&E) menyatakan bahwa stagnasi pasar mobil listrik (EV) telah diantisipasi sejak lama, namun mereka memperkirakan adanya peningkatan penjualan mulai tahun 2025 ketika target emisi mobil Uni Eropa yang baru mulai berlaku.

Meskipun pangsa mobil full listrik mengalami penurunan menjadi 12,5% dari 13,8% pada Mei 2023, pangsa hibrida meningkat menjadi 29,9% dari 25%.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa registrasi Volkswagen di Uni Eropa meningkat sebesar 1,6% pada bulan Mei. Sebaliknya, Stellantis dan Renault mengalami penurunan registrasi masing-masing sebesar 6,9% dan 5,4%. Di sisi lain, penjualan Toyota naik 13%, menurut laporan tersebut.

(lth/lth)

Membagikan
Exit mobile version