Jumat, November 8


Jakarta

Industri otomotif 2024 yang awalnya dinilai bakal tumbuh, kemungkinan bakal berat untuk terwujud. Hal ini tergambar dari penjualan otomotif Indonesia yang dinilai lesu. Bahkan penjualan kendaraan di tahun 2024 disinyalir tidak akan tembus 1 juta unit, padahal banyak brand otomotif yang tumbuh pada 2024.

Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy mengamini hal tersebut.

“Bicara soal market, Toyota dalam hal ini cukup baik. Market share kita cukup naik, kira-kira 32,8 atau 33 persen,” ujar Anton di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di ICE BSD, Tangerang.


“Kami lihat bulan per bulannya setelah pemilu selesai, mulai naik tidak selalu turun, harapan kita ada GIIAS 2024 penjualan akan naik dan bisa menggairahkan pasar. Setelah pemilu dan adanya pemerintahan baru biasanya naik,” Anton menambahkan.

Dalam kesempatan yang sama Anton memberikan pendapatnya akan lesunya daya beli masyarakat dan menguatnya mata uang asing terhadap rupiah.

Toyota Hilux Rangga Foto: Ridwan Arifin

“Kami tetap optimis ini temporary situations (hanya sementara), dan mudah-mudahan ekonomi Indonesia akan naik. Tahun ini penjualan tembus 1 juta unit akan sulit, tapi bukannya tidak mungkin. Harapan kita sama seperti tahun lalu, ya 900-an ribu unit,” jawab Anton.

Lalu bagaimana cara meningkatkan market otomotif di Indonesia ya? “Untuk meningkatkan market, kita tidak bisa mengubah market secara signifikan, tapi kita bisa memperkuat produk lineup, memperkuat services, dan dealer program, dan berujung pada peningkatan demand dari sisi konsumen,” tutur Anton.

“Dan ini tidak hanya untuk kendaraan penumpang, tapi fleet juga. Dan itu kenapa tahun ini kami tidak hanya menjual Prius, New GR Yaris, tapi juga Toyota Rangga. Hal ini diperuntukkan agar bisa masuk ke segmen komersial yang sebelumnya kita hanya kuat di segmen 4×4 pikap dan Hiace, dan kita belum pernah masuk ke segmen itu dalam sekala besar (segmen komersial),” ujar Anton.

(lth/rgr)

Membagikan
Exit mobile version