Sabtu, Agustus 31


Jakarta

Penjualan mobil secara domestik masih mengalami tren negatif. Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian mengungkapkan salah satu penyebabnya adalah daya beli masyarakat masih lesu.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang meminta agar pabrikan tidak mengerek harga ketika pasar sedang turun.

“Pada dasarnya kita pemerintah minta supaya produsen produsen jangan lagi atau jangan dulu menaikkan harga karena sekarang pasar lagi lesu,” ujar Agus saat ditemui di ICE BSD City, Tangerang, Kamis (18/7/2024).


“Daya beli lagi lesu dan ini ada kaitan dengan dalam tanda petik tingginya nilai Dollar Amerika jadi kita minta agar produsen menahan diri untuk menaikkan harga dari masing masing produksi,” tambah dia.

Dikutip dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) sepanjang Januari sampai dengan Juni 2024 tercatat hanya sebanyak 408.012 unit.

Capaian sepanjang Januari-Juni tersebut minus 19,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 506.427 unit.

Produksi mobil di Tanah Air pun ikutan anjlok. Pada semester satu tahun ini, produksi mobil di Indonesia hanya sebanyak 561.772 unit, turun 20 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Tahun lalu, di periode yang sama produksi mobil mencapai 702.144 unit.

Rentetan sebab yang bikin pasar mobil mentok di angka satu juta unit adalah lantaran harga mobil yang naik lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan inflasi.

Selain harga mobil yang terkerek naik laju inflasi namun tidak seimbang dengan pendapatan per kapita, terdapat juga faktor ekonomi makro lainnya seperti nilai tukar dan tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap penjualan mobil.

Berdasarkan kajian dari LPEM UI, penyebab tren negatif penjualan mobil di Indonesia dipengaruhi penurunan daya beli masyarakat. Untuk itu diperlukan lagi paket kebijakan fiskal dari pemerintah, misalnya PPnBM DTP seperti era pandemi silam. Obat berupa diskon PPnBM DTP bisa mengatasi pasar otomotif yang sedang lesu.

Penghilangan sumber pendapatan pemerintah dari PPnBM tentu akan menurunkan pendapatan. Tetapi bisa jadi hal ini akan terkompensasi oleh adanya peningkatan permintaan serta peningkatan produksi dari industri manufaktur.

“Di satu sisi mungkin PPnBM turun, tapi di satu sisi PPN akan meningkat, termasuk PKB, dan BBNKB, di samping itu karena ini akan memperluas produksi mobil, maupun industri suku cadang akan meningkat, supply chain industri meningkat, kita ada peningkatan PPh badan, ataupun PPh orang pribadi,” kata Peneliti Senior LPEM UI, Riyanto.

(riar/din)

Membagikan
Exit mobile version