Jumat, Mei 17

Jakarta

Apple terpaksa melepaskan tahta penguasa pasar ponsel global yang sempat dipegangnya sejak Desember tahun lalu. Penjualan iPhone yang sedang menurun membuat posisinya melorot di bawah Samsung.

Menurut laporan firma riset pasar IDC, penjualan iPhone turun sekitar 10% pada kuartal pertama tahun 2024. Penurunan ini disebabkan oleh persaingan yang lebih ketat dari vendor ponsel Android yang mengincar posisi puncak.

Selama periode ini, Apple mengapalkan 50,1 juta unit iPhone, turun dari 55,4 juta unit iPhone yang dikapalkan pada periode yang sama tahun lalu. Akibat penurunan tersebut, Apple kembali ke peringkat kedua dengan pangsa pasar 17,3%.


Sementara itu, Samsung kembali ke posisi puncak dengan menguasai 20,8% pangsa pasar. Vendor ponsel asal Korea Selatan itu mengapalkan lebih dari 60 juta unit ponsel pada tiga bulan pertama tahun 2024.

Samsung sendiri baru saja meluncurkan Galaxy S24 series pada awal tahun 2024. Menurut data sebelumnya dari Counterpoint, penjualan global Galaxy S24 series naik 8% dibandingkan Galaxy S23 series selama tiga minggu pertama ketersediaannya.

Sementara itu Xiaomi berada di posisi ketiga dengan pangsa pasar sebesar 14,1%. Tapi vendor ponsel China yang paling menarik perhatian adalah Transsion karena jumlah pengapalan mereka melonjak hampir 85% pada Q1 2024.

Pasar ponsel dunia Q1 2024 Foto: Screenshot/IDC

Secara keseluruhan kondisi pasar ponsel global sudah mulai pulih dibandingkan dua tahun sebelumnya. Ada 289,4 juta unit ponsel yang dikapalkan pada Q1 2024, naik 7,8% dibandingkan tahun sebelumnya.

“Pasar smartphone mulai bangkit dari gejolak yang terjadi dalam dua tahun terakhir, lebih kuat dan berubah,” kata Research Director IDC Nabila Popal, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (15/4/2024).

“Meskipun dua pemain teratas mengalami pertumbuhan negatif di kuartal pertama, sepertinya Samsung berada di posisi yang lebih unggul secara keseluruhan dibandingkan posisi mereka di kuartal sebelumnya,” sambungnya.

Harga jual rata-rata untuk smartphone juga meningkat, karena konsumen lebih memilih membeli ponsel premium dengan harga yang lebih mahal karena akan dipakai untuk jangka waktu yang lebih lama.

Apple kemungkinan menjual lebih banyak iPhone 15 Pro series ketimbang varian regulernya, sehingga pendapatan per unit bisa lebih tinggi. Tapi Apple juga sedang kesulitan menjual iPhone di China karena faktor seperti persaingan dari Huawei dan ekonomi yang sedang melemah, sehingga memaksa raksasa teknologi itu untuk beberapa kali memangkas harga iPhone di China.

Simak Video “Apple Terancam Denda Rp 8,4 T, Kenapa?
[Gambas:Video 20detik]

(vmp/vmp)

Membagikan
Exit mobile version