Jumat, November 22


Jakarta

Penjualan mobil Hyundai mulai disalip pabrikan China, BYD. Pada September 2024 misalnya, Hyundai hanya mendistribusikan 1.596 unit mobil dari pabrik ke dealer. Sementara BYD yang hanya menjual mobil listrik BEV, mencatatkan penjualan wholesales 2.075 unit di periode yang sama. Gimana tanggapan Hyundai?

Dijelaskan Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Fransiscus Soerjopranoto, Hyundai bermain di segmen mobil listrik premium yang volume marketnya memang kecil. Sementara BYD bermain di segmen mobil listrik menengah yang volume marketnya sangat besar, hingga 70%.

“Sekarang kalau kita perhatikan market, bahwa ada pergeseran, misalnya apakah itu sekarang mobil listrik mendapatkan respons yang besar. Yang perlu diingat, seperti yang pernah saya sampaikan, dulu pemainnya cuma dua, Wuling dan Hyundai. Wuling bermain di pasar bawah, Hyundai bermain di pasar atas,” buka Frans kepada wartawan di Jakarta, Kamis (21/11/2024).


BYD M6 Foto: Ryan Priatna

“Nah sekarang banyak masuk, mobil-mobil listrik yang harganya di range menengah, dan itu kurang lebih komposisinya 70%. Jadi sangatlah wajar apabila secara volume akan lebih tinggi,” tambah Frans.

Frans menggambarkan produk-produk mobil listrik Hyundai layaknya sebuah tas branded dengan harga yang premium. Diketahui Hyundai memiliki produk mobil listrik Ioniq 5 N, Ioniq 6, Ioniq 5, dan All New Kona EV.

“Saya pernah menggambarkan, tas itu yang mereknya Hermes, LV. Kita memang menempatkan produk-produk kita di tempat yang premium. Kenapa? Karena kita melihat bahwa inovasi (mobil listrik) ini masih baru dan masyarakat yang mau mencoba adalah orang yang berani ambil rugi. Kita masuk di situ. Tapi memang ada masyarakat yang belum bisa kami sentuh, akan diambil oleh kelas yang menengah,” terang Frans.

All New Kona Electric Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto

“Kita juga memperkenalkan All New Kona EV kemarin, responsnya positif. Sayangnya, kita masih minta supaya kapasitas produksinya ditambah. Mudah-mudahan segera bisa dipenuhi supaya bisa kembali lagi menjadi leader di kelasnya,” bilang Frans lagi.

Diberitakan sebelumnya, penjualan Hyundai di Indonesia terpantau menurun. Mengutip data wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, Hyundai kesulitan untuk menembus angka penjualan 2.000 unit sejak Maret. Terbaru, selama September 2024, Hyundai hanya mendistribusikan 1.596 unit mobil dari pabrik ke dealer.

Pun begitu dengan penjualan retail Hyundai, sejak Juni belum lagi menyentuh 2.000 unit. Bahkan dalam tiga bulan terakhir terlihat kian merosot. Misalnya pada Juni, Hyundai mendistribusikan 2.313 unit mobilnya dari dealer ke garasi konsumen. Kemudian pada Juli hanya 1.759 unit yang terdistribusi ke konsumen. Pada Agustus, jumlahnya kembali menurun menjadi 1.555 unit. Tren negatif itu rupanya masih berlanjut pada September. Hanya 1.491 unit mobil Hyundai dikirimkan ke garasi konsumen di Indonesia.

Menurunnya penjualan Hyundai itu membuat pabrikan asal Negeri Ginseng tersebut harus rela posisinya digusur sang pendatang baru BYD. BYD secara wholesales mengirimkan 2.075 unit mobilnya ke dealer sepanjang September 2024. Pada periode yang sama, BYD mendistribusikan 1.788 unit mobilnya ke konsumen. Torehan itu sekaligus membuat BYD masuk ke jajaran merek mobil terlaris di Indonesia.

Dalam data penjualan wholesales, BYD menempati posisi kedelapan, sementara dalam penjualan retail pabrikan China itu duduk di peringkat kesepuluh. Kehadiran BYD itu juga sekaligus menambah panjang mobil China yang masuk dalam daftar merek mobil terlaris di Indonesia.

Kendati demikian, bila dihitung secara akumulatif, Hyundai masih jauh lebih unggul. Selama Januari-September 2024, Hyundai telah menjual 17.164 unit mobil secara wholesales dan 17.441 unit secara retail. Saat ini mobil-mobil Hyundai itu memiliki pangsa pasar sebesar 2,7 persen dari keseluruhan penjualan mobil di Indonesia.

Sementara itu, BYD membukukan penjualan wholesales sebanyak 8.536 unit dan retail sales 6.224 unit. Namun perlu digarisbawahi, angka penjualan BYD itu tak dihitung dari Januari, melainkan dari Juni untuk wholesales dan Juli untuk retail sales. Bicara pangsa pasar, saat ini BYD memiliki pangsa pasar sebesar 0.9 persen dalam penjualan retail dan 1,3 persen secara wholesales.

(lua/din)

Membagikan
Exit mobile version