Rabu, Februari 12

Tokyo

Penjualan chip Nvidia menimbulkan kericuhan di Tokyo. Sebuah toko elektronik di Tokyo yang bernama PC Koubou pun minta maaf setelah ratusan pembeli dari China berbondong-bondong ke sana untuk mendapatkan chip game Nvidia terbaru dan membuat kekacauan di lingkungan tersebut.

Keributan itu viral di media sosial Jepang. Sekitar 400 orang muncul minggu lalu di Akihabara, distrik perbelanjaan populer untuk membeli video game, manga, dan anime, dengan harapan dapat membeli seri terbaru kartu grafis GeForce RTX 50 Series dari Nvidia.

Keributan disebabkan pembeli memenuhi trotoar dan memasuki properti di dekatnya, memaksa toko itu membatalkan penjualan. “Kami resmi meminta maaf sedalam-dalamnya atas keributan besar yang telah membebani dan membuat khawatir pelanggan kami, masyarakat sekitar, dan pihak terkait,” kata PC Koubou.


Taizo Hashida, direktur di Unitcom, perusahaan yang memiliki jaringan tersebut, mengatakan sekitar 90% calon pembeli berbahasa Mandarin. Kartu grafis baru itu, diluncurkan 30 Januari, sangat dicari penggemar game, menjanjikan kecepatan pemrosesan dan kemampuan rendering gambar yang lebih baik.

Namun, seri ini tidak tersedia di China terkait pembatasan ekspor AS untuk chip komputer canggih sebagai upaya Washington mencegah rival mengakses teknologi canggih yang dapat mendukung sistem AI dan pengembangan senjata.

Para gamer China memperoleh “versi yang dikebiri” dengan komponen AI yang lebih lambat khusus untuk pasar China. Perbedaan tersebut mendorong peningkatan permintaan di Jepang. Gil Luria, pakar dai D.A. Davidson, mengatakan pembatasan AS berlaku untuk kartu grafis terbaru karena dapat digunakan untuk mengembangkan perangkat AI.

“Bagi para gamer sejati, perbedaan antara chip yang diizinkan dan yang dibatasi bisa jadi signifikan, itulah sebabnya mereka mungkin mencarinya di pasar lain,” katanya yang dikutip detikINET dari CNN.

Kamis lalu, PC Koubou menjual lusinan seri GeForce, termasuk 10 chip RTX 5090 teratas dan 47 chip RTX 5080, kepada mereka yang memenangkan lotre. Namun, jumlah yang datang jauh melebihi ekspektasi. Video yang beredar menunjukkan pemandangan kacau di dekat toko, dengan ratusan pembeli berdesakan di trotoar sempit dan tumpah ke jalan.

Seruan dari staf untuk berbaris tertib diabaikan dan setidaknya satu orang memanjat pagar untuk memasuki taman kanak-kanak di dekatnya. Sebuah tanda yang tergantung di pagar taman kanak-kanak itu patah menjadi dua. Toko itu pun membatalkan penjualan.

(fyk/afr)

Membagikan
Exit mobile version