Kamis, Desember 26

Jakarta

Google melihat lonjakan kasus penipuan online di sejumlah negara Asia Pasifik. Temuan ini dijabarkan dalam Bad App Reports 2023.

Aman Dayal, Head of Trust & Safety Operations Google Play, APAC, mengatakan negara Asia Pasifik yang mengalami peningkatan kasus penipuan online secara signifikan adalah Singapura, Thailand, dan India. Menurutnya penipuan online marak terjadi di kawasan ini karena populasi pengguna ponsel yang sangat besar.

“Ini adalah wilayah yang memiliki salah satu penetrasi ponsel tertinggi di dunia, lebih dari 90%. Wilayah ini merupakan rumah bagi populasi anak muda terbesar di dunia dan ini menyediakan basis yang sangat besar untuk pengguna ponsel,” sambungnya.


Dayal menambahkan penetrasi ponsel yang kencang di Asia Pasifik tidak diimbangi dengan pelatihan literasi digital yang memadai. Akibatnya banyak orang tua dan orang yang kurang melek digital yang menjadi korban penipuan online.

Orang-orang di Asia Pasifik juga lebih mudah percaya pada bank atau pejabat pemerintah. Sifat ini dimanfaatkan oleh penipu yang menggunakan modus operandi seperti berpura-pura menjadi petugas bank untuk melakukan rekayasa sosial demi mendapatkan informasi sensitif dari calon korban.

Parahnya, Asia Pasifik juga menjadi rumah bagi banyak developer nakal. Mereka mengembangkan aplikasi berbahaya yang targetnya sangat luas, sehingga anak muda yang melek teknologi pun ikut menjadi korban.

Google pun sudah memiliki sejumlah kebijakan dan fitur untuk menjaga keamanan pengguna dan perangkatnya. Salah satunya fitur baru untuk menyaring SMS spam di Google Messages yang biasanya menjadi langkah pertama penipu untuk melakukan rekayasa sosial.

Fitur baru Google Messages ini akan menampilkan peringatan ketika penipu mencoba menggunakan fitur screen sharing untuk mencegat SMS atau notifikasi yang berisi one-time password (OTP). Selain itu, ketika pengguna akan klik URL yang dikirimkan oleh orang tidak dikenal, Google Messages akan menampilkan dialog pop-up untuk konfirmasi.

Google juga melindungi pengguna yang sering sideloading atau menginstal aplikasi dari sumber pihak ketiga di luar Play Store dengan menampilkan pesan peringatan di layar. Peringatan ini diharapkan bisa membuat pengguna lebih hati-hati dan mencari tahu apakah developer-nya bisa dipercaya atau tidak.

Terakhir, Google turut meningkatkan sistem Play Protect yang melindungi pengguna dari aplikasi berbahaya. Belum lama ini, Google memperbarui Play Protect dengan kemampuan scanning aplikasi secara real-time di level kode untuk melawan aplikasi berbahaya dan ancaman keamanan siber baru.

Saat ini fitur keamanan baru di Google Messages dan Play Protect baru tersedia di Singapura, Thailand, dan India. Dayal mengklaim fitur baru Play Protect sudah mendeteksi lebih dari lima juta aplikasi berbahaya.

Simak Video “Google Pecat 28 Karyawan yang Protes Proyek dengan Israel
[Gambas:Video 20detik]

(vmp/fay)

Membagikan
Exit mobile version