Minggu, September 29


Jakarta

Pengiriman mobil BYD ke konsumen di Indonesia sempat tertunda. Baru Jumat (21/6/2024), mobil listrik BYD mendarat di Indonesia dan dikirim ke konsumen.

Padahal, BYD sudah memperkenalkan tiga mobil listriknya yaitu BYD Seal, BYD Atto 3 dan BYD Dolphin sejak Januari 2024 lalu. Konsumen harus menunggu berbulan-bulan untuk mendapatkan mobil yang dipesannya.

Bahkan, secara tersirat Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao mengatakan ada konsumen yang membatalkan pemesanan. Meski begitu, Eagle menegaskan tak banyak konsumen yang membatalkan pemesanan mobil BYD.


“Mengenai rasio pembatalan relatif rendah. Itu juga menunjukkan bahwa konsumen Indonesia bersabar untuk menunggu kualitas tinggi dari kendaraan BYD,” kata Eagle tanpa mau menyebut seberapa banyak konsumen yang membatalkan pemesanan.

“Kami juga menghargai dan mengucapkan terima kasih kepada konsumen atas kesabaran mereka untuk menunggu dan menjaga antusiasmenya,” sambungnya saat ditemui di di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (21/6/2024).

Eagle memastikan, mobil listrik BYD sudah dipesan ribuan unit. Tapi, pria yang senang memakai baju batik ini belum bisa membeberkan jumlah pasti pemesanan yang diterima.

“SPK sudah ribuan, tapi detail akurat angkanya kami masih mengumpulkan dari dealer kami. Hari ini kami merasa terhormat bahwa kami sudah secara resmi bergabung dengan Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia). Jadi karena masih proses bergabung dengan Gaikindo mungkin Anda baru bisa melihat datanya di bulan Agustus untuk data penjualan bulan Juli,” ucap Eagle.

Eagle mengatakan ada beberapa alasan mengapa mobil listrik BYD baru dikirim hari ini. Salah satunya karena mengimpor mobil listrik berbeda dengan mobil jenis lainnya.

“Kami katakan kesulitan importasi adalah karena ini adalah impor CBU mobil listrik. Kami menghadapi banyak hal, termasuk mekanisme investasi dan beberapa proses yang berbeda dengan impor normal lainnya. Jadi ini adalah alasan utama kami,” kata Eagle di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (21/6/2024).

“Dalam hal importasi, ada banyak faktor yang harus kami pertimbangkan. Permintaan dari pasar, bahkan mungkin adanya model baru nantinya, dan juga mungkin kami akan memiliki sub-brand untuk datang ke Indonesia. Jadi ada banyak faktornya yang mempengaruhi dalam importasi,” sebut Eagle.

(rgr/dry)

Membagikan
Exit mobile version