Senin, Juli 1

Jakarta

Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika Ditjen Aptika Kominfo Teguh Arifiyadi mengaku sering dianggap internet bukanlah sesuatu yang bisa diblokir, namun menurutnya masih bisa dikendalikan.

“Kami tak pernah menyebut tempat kami itu sebagai Direktorat Pemblokiran, karena basicnya internet itu tidak bisa diblokir. Yang bisa adalah dikendalikan, makanya kami menyebutnya Direktorat Pengendalian,” kata Teguh di Kantor Kementerian Kominfo, Jumat (28/6/2024).

Teguh kemudian menjelaskan sistem pengendalian konten yang diterapkan oleh Kominfo, yang menggunakan metode blacklist, dan bukan whitelist. Dan, penerapan blacklist ini membuat Kominfo sering dimarahi netizen, karena dianggap tidak bisa membersihkan internet dari konten-konten yang melanggar aturan, termasuk judi online.


Whitelist adalah sistem penyaringan di mana masyarakat hanya bisa mengakses konten yang diizinkan oleh pemerintah. Menurut Teguh, salah satu yang menerapkan metode ini adalah China.

Sementara blacklist adalah kebalikannya, di mana konten dibebaskan terlebih dahulu untuk beredar, baru kemudian disaring oleh pihaknya. Konten yang melanggar kemudian baru diblokir.

“Blacklist itu semua konten silakan masuk ke masyarakat dulu. Kalau ada yang nggak bener kita saring,” jelasnya.

Namun menurut Teguh metode blacklist ini tidak bisa membersihkan peredaran konten ilegal secara sepenuhnya. Penerapan metode ini dipilih karena Indonesia menganut sistem demokrasi dan kebebasan berekspresi.

“Kalau whitelist jauh lebih bersih. Tapi kekurangannya apa? Demokrasi yang akan terancam, kebebasan berekspresi masyarakat juga akan terbatas,” tambah Teguh.

Penjelasan sistem blacklist ini juga terkait pada pemblokiran judi online, yang menurutnya selama enam bulan ke belakang sudah memblokir lebih dari 1 juta situs judi online. Angka yang sama sebelumnya hanya bisa dicapai dalam waktu lima tahun. Namun hal itu belum cukup, bahkan menurut Teguh tak akan bisa benar-benar bersih pihaknya hanya bertugas di hilir.

“Kalau di hulu orang masih buang sampah, nggak akan bisa. Di hulunya masih banyak bandar judi, rumah judi, ya nggak akan bisa,” keluhnya.

(asj/fay)

Membagikan
Exit mobile version