Kamis, Oktober 3


Jakarta

Pengamat penerbangan Gerry Soejatman menilai setiap maskapai seharusnya memiliki program konkret untuk mengurangi emisi karbon.

Emisi karbon oleh pesawat udara adalah kontributor utama dalam perubahan iklim global melalui proses pembakaran bahan bakar aviasi selama penerbangan berlangsung.

Setiap penerbangan, baik itu domestik maupun internasional menghasilkan emisi karbon yang jumlahnya lumayan. Melalui akun Twitternya @GerryS, Gerry menyebut kontribusi penerbangan dalam emisi gas karbondioksida (CO²) global sebesar 2,5%.


Hal itu pun menjadi salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh dunia penerbangan. Sekecil apapun program maskapai dalam rangka mengurangi emisi karbon akan disambut baik.

“Ini ide bagus, dan butuh dipublikasi lebih banyak lagi, dan seharusnya lebih banyak lagi airline Indonesia melakukan ini. Mudah-mudahan bisa lanjut ke opsi penumpang beli CO² offset untuk perjalanan mereka.” ujar Gerry dalam keterangannya seperti dikutip Rabu (2/10/2024).

Salah satu yang bisa dilakukan maskapai misalnya dengan donasi pohon. Dengan melakukan donasi sejumlah minimal Rp 50.000, traveler telah menanam satu pohon yang bisa menyerap 25-40 kg Karbon Dioksida (CO2) atau setara dengan mengurangi polusi perjalanan mobil sepanjang 100 km.

“Ya mudah-mudahan donasi 2 pohon bisa menyerap total 40kg per tahun, jadi setelah mature, 10 tahun kemudian CO2 emission saya ke offset,” sebut Garry.

Setiap donasi yang masuk tentunya akan dipertanggungjawabkan dan dilaporkan melalui email, termasuk bukti dokumentasi berupa pohon yang ditanam dengan tag nama donatur.

“Kita melakukan perjalanan hari ini demi anak dan cucu, berarti kita juga harus jaga bumi kita untuk anak dan cucu.” tutup Gerry.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version