Kamis, Januari 2


Jakarta

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan penerimaan pajak terkumpul Rp 342,88 triliun sampai 15 Maret 2024. Realisasi itu mengalami perlambatan dengan capaian 17,24% dari target di APBN 2024.

Sri Mulyani mengatakan perlambatan penerimaan pajak dikarenakan penurunan harga komoditas pada 2023 yang akibatnya baru dirasakan tahun ini.

“Penerimaan pajak kita agak mengalami tekanan karena harga komoditas yang menurun mulai dari tahun lalu,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (25/3/2024).


Kondisi itu membuat perusahaan-perusahaan kemudian meminta restitusi. Meski begitu, Sri Mulyani menyebut penerimaan pajak bruto di luar restitusi masih tumbuh 5,74% sampai 15 Maret 2024.

“Harga komoditas akan menjelaskan penerimaan pajak terutama karena tahun lalu menurun dan mulai terealisasi 2024 ini pembayarannya,” ucapnya.

Realisasi penerimaan pajak sampai 15 Maret 2024 berasal dari PPh non migas yang terkumpul Rp 203,92 triliun atau 19,18% dari target, PPN dan PPnBM terkumpul Rp 121,92 triliun atau 15,03% dari target, PPh Migas terkumpul Rp 14,48 triliun atau 18,95% dari target, serta PBB dan pajak lainnya terkumpul Rp 2,56 triliun atau 6,79% dari target.

“Untuk penurunan PPN dalam negeri dan PPh terutama yang migas juga mengalami penurunan karena harga migas korektif dibandingkan tahun sebelumnya,” jelas Sri Mulyani.

(acd/das)

Membagikan
Exit mobile version