Sabtu, Oktober 5


Jakarta

Sampah merupakan salah satu masalah dalam pendakian gunung. Namun dengan cara pendataan sampah, masalah itu berkurang bisa sampai 50%.

Walaupun aktivitas mendaki gunung adalah aktivitas yang lekat dengan pencinta alam, tetapi tak jarang terdapat pendaki nakal yang seakan tidak peduli dengan alam.

Masih banyak oknum pendaki yang membuang sampah sembarangan atau bahkan tidak membawa kembali sampah mereka turun.


Maka, selain kesadaran yang dibutuhkan, pengelola gunung perlu memutar otak dalam mengurangi risiko tersebut. Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango menjadi salah satu yang berhasil memangkas sampah yang tertinggal di gunung.

Bahkan, mereka berhasil menurunkan 50 persen sampah yang ditinggal di gunung oleh pendaki. Caranya adalah dengan mendata barang bawaan pendaki saat sebelum pendakian dan sampah yang dibawa turun.

Nantinya, selain adanya deklarasi barang bawaan, akan ada pengecekkan juga terkait barang bawaan pendaki sebelum melakukan pendakian.

Beruntung kebijakan tersebut bisa sukses kendati baru saja diimplementasi pada tahun lalu.

“Baru 2023 ke 2024. Efektif banget. Jadi dulu tuh teman-teman kayak pak Ranto, pak Asep (petugas), seminggu sekali itu pasti nurunin sampah ke TPA, nggiring sampah. Ya sekarang nggak mesti seminggu sekali,” ujar Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Balai Besar Gunung Gede Pangrango, Lana Sari, dalam acara bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Indofest 2024, Jumat (5/7/2024).

Kendati upaya itu adalah sebuah kemajuan, tetapi dia berujar bahwa pihaknya tak bisa memastikan gunung tersebut tuntas dari sampah. Itu karena ulah pendaki nakal yang membuang sampah ke tempat-tempat sulit.

“Tinggal sampah dari pendaki yang nakal-nakal ini yang kita bersihkan lewat operasi bersih,” imbuhnya.

“Nggak bisa sampai 0 persen, karena tahu sendiri di gunung. Kadang ada yang nakalnya itu mereka ngelempar (sampah) ke jurang lah atau ngelempar ke semak-semak, repotkan operasi bersihnya. (Tetapi) Bisa hampir 50 persennya itu sudah turun,” tambahnya.

Menurutnya, selain upaya yang dikerahkan pengelola, perlu juga kesadaran dari para pendaki untuk mengatasi masalah sampah tersebut.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version