
Jakarta –
Pencarian baru pesawat Malaysia Airlines MH370 oleh perusahaan robotika Ocean Infinity ditunda karena cuaca tidak memungkinkan di lokasi, yaitu Samudra Hindia. Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke mengumumkan pencarian dihentikan sementara.
“Saya pikir saat ini bukan musimnya (untuk mencari). Saya pikir mereka (Ocean Infinity) telah menghentikan operasi untuk sementara waktu dan akan melanjutkan pencarian pada akhir tahun ini,” papar Loke.
Pengumuman ini menyusul keputusan Kabinet Malaysia yang resmi memulai kembali pencarian MH370 di Maret 2025. Pencarian baru difokuskan pada area yang belum diperiksa seluas 15.000 kilometer persegi di Samudra Hindia dengan kesepakatan Ocean Infinity tak dibayar jika MH370 tak ditemukan.
Peter Waring, mantan wakil manajer operasi di pencarian sebelumnya, menilai penundaan itu tak mengejutkan dan perlu. Ia mengatakan ke The Sun yang dikutip detikINET, Selasa (8/4/2025) bahwa pencarian ditunda hingga musim panas tiba di belahan Bumi selatan, yang berarti kemungkinan dilanjutkan sekitar November 2025. Meski mengecewakan, penundaan itu bisa diduga.
Menurutnya, badai ganas dan kondisi laut berbahaya membuat kru sering terpaksa menghentikan upaya pencarian selama musim dingin yang brutal di selatan.
“Cuaca cenderung menjadi sangat buruk di Samudra Hindia Selatan selama musim dingin di selatan. Agak sulit bagi kapal tetap berada di sana, agak berbahaya,” cetusnya.
Ia menjelaskan bahwa daerah itu bisa jadi adalah tempat terburuk yang bisa dikunjungi di Bumi selama musim dingin. Badai ganas datang silih berganti dan bisa menghasilkan gelombang setinggi lima meter. Angin kencang yang menderu pun menghantam kapal.
“Anda sangat rentan dan butuh waktu sekitar enam hari berlayar ke pelabuhan terdekat, yaitu Fremantle. Jadi, Anda berada di luar sana, cuacanya buruk, dan Anda berada jauh dari rumah,” tambah Waring.
Pengerahan teknologi canggih seperti robot bawah laut pun mengalami halangan signifikan. Jika dipaksa beroperasi dalam kondisi badai, peralatan canggih pun bisa hilang.
Selama pencarian dari tahun 2014 hingga 2017, operasi musim dingin juga sering terhenti. Beberapa kapten menolak kembali ke laut karena kondisi menyeramkan. “Dari perspektif kenyamanan dan keselamatan kru, sangat masuk akal untuk tidak berada di sana di musim dingin selatan,” kata Waring.
Dan bukan hanya cuaca yang menimbulkan masalah. Dasar laut di zona pencarian sangat kompleks, dinamis, bergunung-gunung, dan dalam sehingga menuntut alat robotika canggih untuk memindainya dengan benar.
(fyk/fay)