Rabu, September 18


Jakarta

Zimbabwe mempertimbangkan akan memusnahkan 200 ekor gajah karena menghadapi kekeringan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang telah menyebabkan kekurangan pangan.

Mengutip AFP, seperti dilansir dari CNN Indonesia, otoritas satwa liar Zimbabwe juga menerangkan langkah itu sekaligus mengatasi populasi hewan yang membengkak.

Di depan parlemen pada Rabu lalu, Menteri Lingkungan Zimbabwe Nqobizitha Mangaliso Ndlovu menilai negaranya memiliki lebih banyak gajah daripada yang dibutuhkan. Ia menambahkan pemerintah telah menginstruksikan Otoritas Taman dan Satwa Liar Zimbabwe (ZimParks) untuk memulai proses pemusnahan.


Langkah serupa terakhir kali dilakukan Pemerintah Zimbabwe pada 1988 atau sekitar 4 dekade terakhir. Direktur Jenderal ZimParks Fulton Mangwanya Ratusan mengungkapkan ratusan gajah itu akan diburu di daerah tempat mereka bentrok dengan manusia, termasuk Hwange, rumah bagi cagar alam terbesar di Zimbabwe.

Zimbabwe adalah rumah bagi sekitar 100 ribu ekor gajah dan memiliki populasi gajah terbesar kedua di dunia setelah Botswana. Berkat upaya konservasi, Hwange menjadi rumah bagi 65 ribu ekor gajah, lebih dari empat kali lipat kapasitasnya.

Negara tetangga Namibia sebelumnya juga membunuh 160 gajah dalam pemusnahan lebih dari 700 gajah untuk mengatasi kekeringan terburuk dalam beberapa dekade.

Zimbabwe dan Namibia termasuk di antara sejumlah negara di Afrika bagian selatan yang telah mengumumkan keadaan darurat karena kekeringan. Namun, tindakan memburu hewan untuk makanan tidak disambut baik secara umum.

Namun, Chris Brown, seorang konservasionis dan CEO Kamar Lingkungan Namibia, mengatakan bahwa “gajah memiliki dampak yang menghancurkan pada habitat jika dibiarkan terus bertambah secara eksponensial”. Padahal, spesies lain jua sama pentingnya dengan gajah.

(ddn/ddn)

Membagikan
Exit mobile version