Rabu, Februari 19


Jakarta

Pemerintah sedang mengencangkan ikat pinggang dengan pemberlakuan efisiensi di berbagai sektor. Akibatnya, perjalanan dinas yang tidak dianggap penting akan ditiadakan.

Keadaan itu juga mempengaruhi perusahaan swasta yang menjadi langganan pegawai pemerintah. Salah satu yang merasakannya adalah maskapai penerbangan Transnusa.

Direktur Utama Transnusa Bayu Sutanto mengatakan bahwa ada penurunan permintaan untuk rute penerbangan domestik. Kata dia, penurunan itu terbilang tinggi, yakni hingga belasan persen.


“Ada pengaruhnya, terutama untuk rute domestik. Dampaknya bisa mencapai sekitar 10-15% pada sektor ASN,” kata dia tanpa menyebut angka pastinya, Jumat 14/2/2025.

Penurunan pelanggan dari pegawai pemerintah sudah berlangsung selama beberapa minggu ke belakang. Oleh karenanya, maskapai penerbangan itu harus memutar otak dan strategi untuk tetap mendapat cuan.

“Dua minggu belakangan ini menurunnya,” tegas Bayu.

“Diversifikasi pasar, kami akan memperluas target pasar tidak hanya bergantung pada sektor ASN, tetapi juga meningkatkan fokus pada segmen pasar lain seperti pelancong bisnis, wisatawan, dan pasar internasional,” ungkap dia.

Lebih lanjut, Bayu mengatakan bahwa harga tiket pesawat masih normal-normal saja hingga ini. Jadi, kebijakan itu tidak berdampak pada tiket meski ada kemungkinan jumlah penumpang turun secara signifikan.

“Tiket sementara ini kami masih dijual normal. Jadi kebijakan tersebut gak berdampak ke harga tiket,” katanya.

(msl/wsw)

Membagikan
Exit mobile version