Selasa, Oktober 1


Jakarta

Pelanggan ini mengungkap pengalaman usai membeli bihun di sebuah tempat makan. Ia kecewa lantaran bihun yang diklaim ‘ekonomis’, ternyata harganya Rp 90 ribu!

Beberapa penjual makanan kerap mengklaim jualan mereka murah dan enak. Pemasaran seperti itu tentu membuat banyak pelanggan tergiur.

Sayangnya, tidak semua penjual jujur. Ada yang sengaja mengklaim murah supaya banyak pelanggan datang, tetapi nyatanya makanan yang disajikan punya harga mahal. Penjual-penjual seperti ini yang sering membuat pelanggan rugi dan kecewa.


Belum lama ini seorang pelanggan terjebak pemasaran tak jujur. Pria ini menceritakan pengalamannya melalui unggahan di Facebook.

Dalam unggahan itu, ia memberi peringatan kepada pelanggan lain dengan mengungkap, “Pembeli berhati-hatilah.”

Pemilik akun Poon Man Loong bercerita jika ibunya sempat jalan pagi dan mampir ke sebuah kopitiam. Kopitiam 108 yang berlokasi di Punggol Field, Singapura itu menawarkan menu ‘bihun ekonomis’, lapor independent.sg (26/09/2024).

Di kopitiam tersebut, Ibu Poon membeli menu bihun yang tampak seperti bihun pada umumnya. Seporsi bihun disajikan dalam styrofoam dan bihunnya terdiri dari fishcake, telur, sayuran, dan tofu.

Ibu Poon menganggap bihun ekonomis ini punya harga yang benar-benar terjangkau. Rupanya, harga bihun itu mencapai 7,70 SGD atau sekitar Rp 91.000. Ibu pria itu sadar karena ia memberi uang tunai sebesar 10 SGD (Rp 118 ribu) tetapi kembaliannya hanya 2,30 SGD (Rp 27 ribu).

Unggahan keluh kesah pelanggan usai ibunya beli bihun ‘ekonomis’ harganya Rp 90 ribu. Foto: Facebook / Complaint Singapore

Poon mengaku ibunya telah mengonfirmasi ulang terkait harga bihun ekonomis tersebut. Namun, pegawai di gerai makanan hanya mengabaikannya.

Harga bihun ekonomis yang tidak sesuai ini jelas membuat Poon dan ibunya terkejut. Dalam kolom komentar unggahan ini, Poon mengungkap rencananya untuk pergi ke restoran tersebut dan berbicara dengan manajemen restoran sesegera mungkin.

Poon juga menegaskan jika bihun itu terasa biasa saja, tidak dibuat dari bahan-bahan langka atau dimasak oleh chef yang memenangkan penghargaan Michelin.

Di Singapura memang ada beberapa penjual yang seringkali menawarkan hidangan ekonomis, seperti bihun atau nasi campur.

Di Singapura banyak penjual nasi campur atau bihun ekonomis, yang sederhana dan harganya terjangkau. Foto: Istimewa

Menurut penjelasan independent.sg, beberapa tahun lalu harga bihun ekonomis hanya sekitar 2,40 SGD (Rp 28 ribu), atau tergantung di mana orang menyantapnya. Baru-baru ini hidangan bihun itu memang harganya naik, tetapi masih berkisar di 3 SGD (Rp 35 ribu) atau 3,50 SGD (Rp 41 ribu).

Netizen lain meramaikan kolom komentar dalam unggahan pria tersebut. Tidak sedikit netizen merasa ibu Poon telah dikenai biaya yang terlalu mahal.

Ada juga netizen yang menceritakan hal serupa terjadi di warung dekat rumahnya. Bahkan, warung itu akhirnya tutup beberapa bulan kemudian.

Netizen lain juga mengaku mengalami hal serupa saat memesan seporsi ikan goreng, telur rebus, kol, dan nasi. Hidangan sederhana yang ia pesan rupanya dibanderol seharga 9,80 SGD atau sekitar Rp 115.000.

Agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi, banyak netizen menyarankan untuk menanyakan harga terlebih dahulu sebelum memesan makanan. Dengan begitu, pelanggan tidak merasa kaget saat ditagih.

(aqr/adr)

Membagikan
Exit mobile version