Sabtu, Oktober 5


Jakarta

Kecelakaan maut antara Isuzu Elf dan truk trailer yang menewaskan dua orang terjadi di Tol Kebomas Gresik. Begini kronologi kecelakaan itu.

Isuzu Elf yang berisi 15 menumpang mengalami kecelakaan di Tol Kebomas Gresik KM 14.800. Elf dengan nopol S 7077 A yang tengah berjalan dari menuju Surabaya itu tertabrak truk trailer bermuat kayu gelondongan. Dikutip detikJatim, dari 15 penumpang Elf, dua orang dilaporkan tewas dalam kejadian tersebut. Korban tewas yakni sopir dan satu penumpang.

Kecelakaan itu terjadi saat pengemudi Isuzu Elf hendak mendahului kendaraan dari lajur kiri. Namun saat hendak balik ke lajur kanan, ada truk trailer yang melintas.


“Semula kendaraan sama-sama berjalan dari barat ke timur (Arah Bunder ke Surabaya). Setibanya di Km 14.800 kendaraan Elf berjalan mendahului kendaraan lain yang berada di depannya dari lajur kiri ke kanan. Tanpa melihat situasi arus lalin yang berada di lajur kanan, tertabrak kendaraan truk trailer yang berjalan di lajur kanan hingga terjadi laka tabrak belakang,” ujar Kasat PJR Polda Jatim AKBP Imet Chaeruddin.

“Pengemudi (Truk trailer) sudah berupaya pengereman dan menghindar ke kanan sampai naik ke pembatas tengah median jalan,” sambungnya.

Nyalip Nggak Bisa Sembarangan

Dari kecelakaan itu ada pelajaran yang bisa dipetik ketika pengendara hendak menyalip. Founder dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu pernah memberikan tips menyalip kendaraan yang aman.

Sebelum menyalip, pengendara harus memastikan kondisi di sekitar sudah aman. Tak kalah penting perhatikan rambu-rambu lalu lintas di sekitar. Jangan melanggar marka yang dilarang seperti garis jalan tidak putus-putus. Hindari juga untuk menyalip di tikungan, tanjakan, turunan, bahu jalan, dan medan berbahaya lainnya.

Pastikan kondisi ruang untuk menyalip juga sudah cukup. Jangan asal menyalip tanpa mempertimbangkan kondisi di sekitar.

“Jikalau kita sudah merasa aman dengan kondisi jalan di depan, maka selanjutnya kita juga harus memeriksa kaca spion, untuk memastikan apakah ada bahaya di kiri, kanan, belakang. Ketika kondisi sudah aman dan memungkinkan untuk menyalip, maka kita harus menyalakan lampu sein sesuai dengan arah kita akan bergerak untuk memberikan informasi kepada pengendara lain di sekitar kita,” urainya.

Tak lupa saat menyalip, kecepatan juga harus disesuaikan. Saat menyalip kecepatan harus lebih tinggi dibandingkan kendaraan yang disalip.

“Kalau aman baru eksekusi. Tambahkan kecepatan dan pastikan kecepatan kita jangan sama. Tambah 15-20 km/jam. Karena pada saat kita overtaking tadi, itu adalah situasi yang rentan dengan kecelakaan. Jadi jangan lama-lama di area itu, itu bukan comfort zone,” sebutnya.

(dry/din)

Membagikan
Exit mobile version