Minggu, Oktober 6


Jakarta

Pedang ajaib Prancis berusia 1300 tahun telah hilang. Keadaan itu membuat penduduk setempat tercengang. Pencarian pun telah dilakukan.

Mengutip Business Standard, Minggu (7/7/2024), pencurian pedang ajaib Durandal telah menjadi perbincangan di seluruh kota. Pedang paling tajam ini dapat membelah batu-batu besar dengan sekali tebas.

Pihak berwenang kini berusaha menemukan kembali artefak bersejarah yang hilang itu.


Jadi, sebuah pedang ‘ajaib’ Prancis, yang dikenal sebagai Durandal, hilang dari Kota Rocamadour. Pedang legendaris ini tertancap di tebing selama lebih dari 1300 tahun.

Pedang Durandal hilang secara tiba-tiba membuat masyarakat setempat tercengang. Dipercaya bahwa pedang tersebut adalah milik Roland, seorang paladin Charlemagne dan pencuriannya dari ketinggian yang tidak dapat diakses memicu misteri yang membingungkan.

Ini adalah artefak kuno yang kaya akan mitos dan legenda, serta merupakan simbol kebanggaan budaya dan lokasi ziarah. Upaya untuk menemukan kembali pedang kuno tersebut telah dimulai dan Rocamadour telah bersatu untuk mendapatkan kembali warisan yang disayanginya.

Pedang Durandal menancap di dinding batu 10 meter telah dicuri (Foto: Tangkapan Layar)

Apa itu Durandal?

Karya sastra Prancis tertua yang masih bertahan adalah puisi abad ke-11 tentang ‘kualitas magis’ pedang. Satu-satunya salinan yang masih ada adalah “The Song of Roland”.

Pedang ajaib adalah salah satu daya tarik terbesar di kota ini. Legenda setempat percaya bahwa pedang yang tidak dapat dihancurkan itu dapat membelah batu dengan sekali tebas.

Dikatakan juga bahwa Raja Charlemagne memberikan pedang ajaib tersebut kepada prajurit terbaiknya, Roland, yang merupakan seorang ksatria yang luar biasa.

Sebelum tewas dalam pertempuran, Roland mencoba untuk menghancurkan pedang tersebut agar musuh tidak dapat menggunakannya untuk melawan mereka, namun tidak berhasil.

Karena putus asa, ia melemparkan pedang tersebut ke udara, yang secara ajaib melayang sejauh ratusan kilometer sebelum mendarat di sebuah tebing di Rocamadour, Prancis.

Desa Rocamadour menjadi populer dengan kehadiran pedang tersebut sehingga menjadi tempat ziarah yang populer dan menjadi daya tarik wisata.

Hilangnya pedang secara misterius

Otoritas setempat menemukan pedang itu hilang pada 2 Juli 2024. Pedang tersebut juga dirantai ke batu setinggi 10 meter dari permukaan tanah, sehingga pencuriannya menjadi misteri yang membingungkan.

“Kami akan merindukan Durandal. Durandal telah menjadi bagian dari Rocamadour selama berabad-abad, dan tidak ada pemandu wisata yang tidak menunjukkannya saat berkunjung,” kata Wali Kota Dominique Lenfant.

“Rocamadour merasa telah dirampok sebagian dari dirinya sendiri, tetapi meskipun itu adalah legenda, nasib desa kami dan pedang ini saling terkait,” kata dia.

Pencurian tersebut mendorong penyelidikan oleh polisi setempat yang bingung bagaimana pedang itu bisa dipindahkan dari posisi yang tidak dapat diakses.

Pedang ini memiliki nilai budaya ketika Museum Cluny di Paris meminta untuk memamerkannya pada tahun 2011. Lalu, seorang anggota dewan kota dan petugas keamanan menemani pedang tersebut dalam perjalanan pulang untuk memastikan keamanannya.

Hilangnya pedang ini tidak hanya berdampak pada masyarakat setempat, tetapi juga berdampak pada warisan budaya dan sejarah Prancis. Hilangnya pedang tersebut memicu gelombang keprihatinan di kalangan sejarawan, arkeolog, dan penggemar yang menyadari pentingnya pedang tersebut.

Pencarian pedang bersejarah dimulai

Pihak berwenang setempat beraksi untuk memulihkan artefak yang dicuri, berkolaborasi dengan badan-badan nasional dan internasional untuk melacak para pelaku dan memastikan kembalinya pedang tersebut dengan selamat.

Seiring dengan penyelidikan yang sedang berlangsung, masyarakat Rocamadour berharap pedang tersebut akan ditemukan dan dikembalikan ke tempat yang semestinya.

Pencurian pedang tersebut telah membawa masyarakat lebih dekat dalam tekad bersama untuk melestarikan warisan budaya.

(msl/fem)

Membagikan
Exit mobile version