Selasa, November 5


Jakarta

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan banjir di Spanyol, yang menewaskan 211 orang, merupakan salah satu dari banyak bencana cuaca ekstrem di dunia.

Spanyol dilanda badai dahsyat disertai banjir bandang pada Selasa dan Rabu pekan lalu. Hujan deras turun selama delapan jam yang setara dengan hujan satu tahun.

Wilayah Valencia timur, yang merupakan kawasan wisata favorit dunia, terkena dampak paling parah. Hujan lebat dan banjir lumpur yang menyapu bersih orang-orang dan menghancurkan rumah-rumah. Setengah dari 150.000 rumah yang tidak mendapatkan aliran listrik. Mobil-mobil bertumpuk di tengah jalan.


“Tahun ini, hampir setiap minggu, kita melihat gambar-gambar yang mengejutkan seperti ini,” kata juru bicara Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Clare Nullis, mengatakan dalam konferensi pers PBB, seperti dikutip dari Reuters, Senin (4/11/2024).

“Hujan deras yang memecahkan rekor dan banjir bandang yang melanda Spanyol, menyebabkan puluhan korban jiwa, gangguan besar, dan kerugian ekonomi yang masif, adalah rangkaian terbaru dari bencana banjir yang menghantam masyarakat di seluruh dunia,” dia menambahkan.

Nullis juga menyatakan saat ini bumi sedang menghadapi masalah yang meningkat, baik karena kelebihan air maupun kekurangan air. Dia bilang bahwa setiap kenaikan satu derajat suhu udara dapat meningkatkan kapasitas udara jenuh untuk menampung uap air sebesar 7 persen seiring dengan pemanasan iklim global.

Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) melaporkan bahwa peristiwa cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir dan kekeringan telah menjadi lebih mungkin dan lebih parah.

Peristiwa-peristiwa itu bisa terjadi akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia terkait dengan polusi atau lingkungan, kata juru bicara WMO tersebut.

“Badai parah serupa telah terjadi di cekungan Mediterania di masa lalu, menunjukkan kerentanan kawasan tersebut terhadap peristiwa semacam itu,” ujar Nullis.

Kepala pemantauan iklim WMO, Omar Baddour, mengatakan dalam konferensi pers yang sama bahwa cekungan Mediterania rentan terhadap badai parah dan siklon berat sepanjang tahun, terutama pada akhir musim panas.

Kedatangan udara dingin berdampak pada wilayah kecil di atas Spanyol, Portugal, Maroko Utara, dan Prancis.

“Ini menciptakan ketidakstabilan atmosfer dalam istilah meteorologi, yang menyebabkan awan besar dan hujan deras di lokasi yang sangat terbatas. Fenomena ini luas terjadi di kawasan Mediterania. Banyak badai parah seperti ini terjadi pada masa lalu,” kata Omar.

Pemerintah Spanyol telah menyatakan tiga hari masa berkabung nasional.

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version