Minggu, Oktober 6

Jakarta

Eksekutif senior Huawei mengklaim kalau pengembangan AI China bakal tetap berjalan sekalipun pasokan chip canggih menipis.

Komentar tersebut dilontarkan oleh Zhang Ping’an, CEO Huawei Cloud, untuk menanggapi diperketatnya aturan impor chip AI canggih oleh Amerika Serikat, termasuk melarang penjualan chip canggih dari raksasa chip AI asal AS Nvidia.

“Harus diakui kalau kami memang mengalami keterbatasan kekuatan komputasi di China…Namun kami tidak bisa hanya bergantung pada chip AI dengan node manufakturing canggih sebagai dasar utama untuk infrastruktur AI,” kata Zhang dalam forum World AI Conference di Shanghai, China.


“Namun kami percaya bahwa dengan tidak memiliki chip AI paling canggih bukan berarti kami tak bisa mengembangkan AI, kami harus mengubah cara pandang seperti ini,” tambahnya.

Huawei, yang lagi-lagi masuk dalam Entity List Amerika, tidak bisa membeli chip canggih dari perusahaan Amerika, untuk itulah mereka mengembangkan chip AI sendiri yang bernama Ascend yang kini dipakai banyak perusahaan China untuk melatih model AI-nya.

Hanya saja chip Ascend ini, juga dengan chip AI lain buatan China, dianggap punya kemampuan komputasi yang belum bisa bersaing dengan chip AI buatan Nvidia.

Namun menurut Zhang, hal ini membuat mereka berinovasi lebih banyak di cloud, yang menurutnya bisa mengkompensasi kekurangan tersebut melalui inovasi di arsitektur komputasi.

Selain itu inovasi mereka ini, yang mengkombinasikan cloud, komputasi tepi, dan jaringan juga bisa menghemat konsumsi energi dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Minggu (7/7/2024).

(asj/asj)

Membagikan
Exit mobile version